Prognosis Alopecia Androgenetik pada Wanita
Dari segi prognosis, alopesia androgenetik pada wanita atau female pattern hair loss (FPHL) bersifat kronis dan progresif, sehingga kerontokan rambut jarang pulih sepenuhnya tanpa terapi. Komplikasi utama berupa dampak psikologis signifikan, seperti menurunnya rasa percaya diri, kecemasan, hingga depresi. Selain itu, keterlambatan diagnosis dan terapi dapat memperburuk kerontokan rambut dan membatasi efikasi intervensi medis.[2,4,32-34]
Komplikasi
Alopesia androgenetik pada wanita umumnya tidak terkait dengan gangguan fisik serius, tetapi lebih banyak berdampak pada aspek psikologis dan sosial. Kerontokan rambut yang progresif sering menimbulkan stres emosional, penurunan rasa percaya diri, serta perasaan kurang menarik. Kondisi ini dapat memicu isolasi sosial dan mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan.
Selain dampak psikologis, alopesia androgenetik juga dapat menyebabkan gangguan psikiatri, seperti depresi dan kecemasan. Pasien dengan kerontokan rambut kronis memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan mood dibandingkan populasi umum.
Komplikasi lain yang mungkin timbul adalah keterbatasan respons terhadap terapi bila diagnosis dan penatalaksanaan dilakukan terlambat. Folikel rambut yang sudah mengalami miniaturisasi berat dapat kehilangan kemampuan untuk beregenerasi, sehingga pilihan terapi menjadi lebih terbatas.[2,4,32-34]
Prognosis
Skala Sinclair dapat membantu menilai derajat keparahan. Selain itu, prognosis juga ditentukan oleh progresivitas penyakit, penyakit penyerta, dan perawatan rambut sehari-hari.
Gambar 2. Skala Sinclair (sumber: SK Sulistyaningrum, IFAAD, 2021)
Walaupun tidak menyebabkan kematian, FPHL dilaporkan dapat menjadi tanda peningkatan prevalensi aterosklerosis karotid dan mediator inflamasi akut. FPHL dapat menjadi faktor prognostik dalam penyakit sindrom metabolik dan kardiovaskular, sehingga mampu mencegah kejadian kardiovaskular yang mengancam nyawa.[3,4]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha