Diagnosis Callus
Diagnosis klinis callus atau kapalan dapat ditegakkan dengan anamnesis mengenai keluhan pada lesi dan pemeriksaan fisik untuk membedakan dengan jenis hiperkeratosis lainnya pada lesi kulit yang ditemukan. Biopsi dapat dilakukan untuk memastikan gambaran histologis lesi kulit, namun hal ini jarang diperlukan.[7]
Anamnesis
Anamnesis pada pasien dilakukan untuk menggali informasi mengenai lokasi lesi, keluhan pada lesi, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, serta stres mekanik penyebab munculnya lesi. Selain itu perlu digali mengenai aktivitas fisik, penggunaan alas kaki serta pengobatan yang telah dilakukan di rumah.[1,8]
Keluhan nyeri umumnya jarang ditemukan pada kasus callus, tetapi dapat terjadi apabila terjadi robekan mikro pada kulit yang kurang fleksibel. Lokasi lesi umumnya berhubungan dengan aktivitas fisik yang dilakukan misalnya pekerjaan atau kebiasaan tertentu. Kebiasaan penggunaan alas kaki perlu diketahui terutama apabila lesi ditemukan pada area kaki.[1,8]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi pada lokasi lesi untuk memastikan lesi adalah callus dan bukan jenis hiperkeratosis lainnya dengan menilai jenis, morfologi, distribusi, dan lokasi lesi. Pada inspeksi didapatkan lesi hiperkeratosis difus tanpa inti. Palpasi pada lesi untuk menentukan perabaan, ada tidaknya inti lesi, dan keluhan nyeri pada lesi.[8,11]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding callus meliputi clavus atau mata ikan, kutil, gout, pseudogout, dan plantar porokeratosis. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk membedakan callus dengan diagnosis banding tersebut.[1,2]
Clavus
Callus dan clavus dapat dibedakan dari ada tidaknya inti pada lesinya. Clavus atau mata ikan memiliki inti yang terpenetrasi. Struktur inti ini dapat mengiritasi ujung saraf pada dermis papiler sehingga memunculkan sensasi nyeri jika disentuh sedangkan callus umumnya asimtomatik. Bentuk lesi clavus sirkumskripta sedangkan callus lebih difus.[1,3]
Veruka vulgaris
Veruka vulgaris atau kutil dan callus pada palpasi tidak ditemukan inti lesi namun pada kutil tidak ditemukan gambaran garis kulit. Tanda khas dari kutil yaitu ditemukan adanya fokus perdarahan pungtata yang tegas dan berwarna gelap. Kutil dapat terasa nyeri jika dilakukan tekanan dari sisi ke sisi bukan dari atas lesi.[1,6]
Gout dan pseudogout
Pada gout dan pseudogout ditemukan pembengkakan pada area sendi kecil dengan tanda-tanda inflamasi seperti pembengkakan, teraba hangat, eritema, dan nyeri tekan. Umumnya keluhan ini diikuti dengan riwayat penyakit asam urat sebelumnya.[6]
Porokeratosis
Porokeratosis merupakan penyakit kulit diskeratosis kronis progresif yang bersifat autosomal dominan. Penyakit ini jarang ditemukan. Lesi kulit porokeratosis ditandai dengan peninggian dengan atrofi ringan pada bagian tengah, dengan atau tanpa pruritus, dan ditemukannya cornoid lamella pada histopatologi.[14]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada kasus callus dapat digunakan untuk membantu jika terdapat kasus yang meragukan atau untuk membantu menemukan sebab kelainan anatomis yang mendasari seperti pada kondisi diskrepansi panjang metatarsal, abnormalitas ketinggian metatarsal, cavus foot, transverse flat foot, dan kondisi rheumatoid arthritis.[7]
Dermoskopi
Dermoskopi merupakan prosedur pemeriksaan non invasif yang dilakukan menggunakan dermatoskopi. Dermoskopi dapat digunakan untuk memperjelas morfologi lesi kulit dan menunjukkan adanya struktur vaskular atau perdarahan pada lesi atau tidak, jika kecurigaan mengarah pada kutil.[2]
Biopsi
Pemeriksaan histopatologi pada biopsi lesi callus menunjukkan gambaran ortokeratosis padat, hipergranulosis dan fibrosis papiler dermal. Umumnya tidak ditemukan gambaran infiltrat inflamasi pada hasil histopatologi. Namun, pemeriksaan biopsi jarang diperlukan untuk mendiagnosis callus.[7,8]
Radiografi
Pemeriksaan radiografi seperti X-ray, MRI atau CT scan digunakan hanya untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan fisik berupa abnormalitas tulang yang menjadi penyebab. Pemeriksaan radiografi pada kaki dilakukan dengan posisi berdiri berguna untuk mengidentifikasi adanya tonjolan tulang serta ada tidaknya abnormalitas pada anatomi kaki.[6]
Pedobarografi
Pedobarografi merupakan pemeriksaan tekanan yang berguna untuk mendeteksi perubahan distribusi tekanan pada kaki. Pemeriksaan ini menunjukkan ada tidaknya abnormalitas yang membuat penyebaran tekanan pada kaki menjadi tidak merata.[6]