Etiologi Callus
Etiologi utama munculnya callus atau kapalan hingga saat ini masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi umumnya terjadi akibat cedera mekanik berulang pada permukaan kulit. Faktor risiko munculnya callus terdiri dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik misalnya abnormalitas bentuk kaki. Sementara, faktor ekstrinsik misalnya aktivitas fisik tertentu.[4–6]
Faktor Risiko
Callus atau kapalan terjadi akibat cedera mekanik yang berlebihan dan berulang pada kulit. Faktor risiko munculnya callus terdiri dari faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik yang menyebabkan munculnya callus meliputi:
- Usia tua
- Jenis kelamin wanita
- Kulit kering
- Deformitas kaki
- Abnormalitas mekanis kaki
- Riwayat penyakit sebelumnya[6,11]
Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik yang menyebabkan munculnya callus meliputi beberapa aspek, di antaranya:
- Jenis pekerjaan yang melibatkan banyak berjalan, berdiri lama, atau menggunakan alat-alat berat seperti tenaga kesehatan, pekerja konstruksi, petani, teknisi, pegawai restoran, dan petugas keamanan
- Alas kaki yang tidak sesuai dan tidak nyaman
- Lingkungan kerja yang lembab dan panas
- Durasi waktu yang lama dalam melakukan kegiatan, seperti berjalan, berdiri, menggunakan peralatan
- Jenis lantai yang keras atau kasar yang dapat meningkatkan tekanan dan gesekan pada kaki[6,11]
Callus pada kaki paling sering terbentuk di bawah metatarsal, umumnya didapatkan pada orang dengan hallux valgus, diskrepansi panjang metatarsal, abnormalitas ketinggian metatarsal, cavus foot, transverse flat foot, dan kondisi rheumatoid arthritis.[12]
Kegiatan fisik seperti olahraga rutin yang dilakukan oleh atlet memberikan paparan gesekan kronis pada area-area tertentu pada tubuh. Tentara atau prajurit juga memiliki risiko yang hampir sama dengan atlet, karena adanya area-area yang menahan beban kronis berulang. Musisi umumnya berisiko mengalami callus pada area tubuh yang berkontak dengan alat musik misalnya jari-jari tangan.[13]
Callus juga banyak ditemukan pada pasien dengan gangguan makan seperti bulimia nervosa. Callus terjadi akibat induksi muntah berulang dalam jangka panjang yang menimbulkan trauma dan abrasi pada punggung tangan. Temuan khas ini dikenal sebagai Russel’s sign.[14,15]
Faktor risiko lainnya muncul akibat adanya praktik keagamaan atau budaya tertentu. Misalnya callus pada dahi yang ditemukan pada kelompok agama Muslim dan callus pada area tungkai dan kaki pada kelompok agama Budha. Etnis dan kebudayaan tertentu masing-masing memiliki kebiasaan penggunaan aksesoris atau pakaian tertentu yang memunculkan risiko terjadinya callus.[13]