Patofisiologi Dermatitis Kontak Iritan
Patofisiologi dermatitis kontak iritan berbeda dengan dermatitis kontak alergi yang melibatkan respon imun selular. Paparan zat iritan pada dermis memicu kerusakan kulit. Kerusakan bergantung pada kadar dan potensi zat iritan. Denaturasi keratin, hilangnya lapisan lemak, pelepasan enzim lisosom serta reaksi peradangan dapat timbul pasca kulit berkontak dengan zat iritan.[3]
Reaksi peradangan pada dermatitis kontak iritan melibatkan respon imun bawaan bukan sistem imun selular spesifik. Sitokin dan kemokin (IL-1α, IL-1β, IL-6, IL-8, TNF-α, GM-CSF dan IL-10) teraktivasi pasca penetrasi zat iritan, sehingga menyebabkan inflamasi yang ditandai dengan munculnya ruam, eritema, scaling, fisura, vesikel, hingga pustul.[1,5,6]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja