Penatalaksanaan Dermatitis Kontak Iritan
Penatalaksanaan dermatitis kontak iritan (DKI) diawali dengan mengidentifikasi dan menghilangkan substansi kausal. Pada situasi akut dimana pasien kontak dengan iritan kimiawi yang korosif, segera irigasi dengan air selama 10-30 menit.[3]
Penatalaksanaan DKI terdiri dari tata laksana nonmedikamentosa dan tata laksana medikamentosa seperti pelembab, kortikosteroid, atau immunomodulator.
Nonmedikamentosa
Di IGD, pasien dapat diminta mandi air hangat untuk mengurangi gatal. Vesikel yang besar dapat didrainase, kemudian ditutup dengan antibiotik topikal.[10]
Medikamentosa
Meski kontroversial, kortikosteroid topikal selama 7 hari dapat diberikan untuk meringankan gejala, seperti, triamsinolon 0,1% dan klobetasol 0,05%. Pemberian kortikosteroid oral dapat dipertimbangkan pada kasus DKI berat.[10,12]
Pada pasien DKI yang tidak merespon dengan kortikosteroid topikal dapat diberikan inhibitor kalsineurin, fototerapi, atau kortikosteroid oral.
Emolien, pelembab, dan barrier cream dapat digunakan untuk mencegah paparan berkelanjutan.[10]
Dermatitis Kontak Iritan Akibat Asam Hidrofluorida
Pada dernatitis kontak iritan yang disebabkan asam hidrofluorida, hal pertama yang dilakukan adalah menghilangkan kontak misalnya dengan cara membuka baju pasien yang terkena zat asam tersebut.
Jika asam hidrofluorida yang terpapar melebihi konsentrasi 50%, mengenai kepala dan leher, atau membasahi pakaian pasien, maka cedera inhalasi harus dicurigai.
Tatalaksana spesifik yang dapat diberikan adalah bubuk kalsium glukonat 10% sebanyak 25 ml dijampur dalam K-Y jeli 75 ml. Campuran ini dioleskan sebanyak dan seluas mungkin pada area yang terkena, didiamkan selama 30 menit, dan dilanjutkan hingga 15 menit setelah nyeri hilang. Jika nyeri berulang, maka campuran jeli dapat diberikan ulang. Apabila sudah terbentuk eskar, lakukan eksisi terlebih dulu agar penetrasi jeli cukup baik ke dalam kulit.[13]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja