Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Furunkulosis general_alomedika 2022-11-03T15:48:06+07:00 2022-11-03T15:48:06+07:00
Furunkulosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Furunkulosis

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Diagnosis furunkulosis dapat dilakukan berdasarkan gambaran klinis adanya nodul multipel eritema yang terasa nyeri, dan biasa terdapat pus. Furunkulosis biasa terjadi pada bagian tubuh yang sering bergesekan atau berkeringat, misalnya aksila dan gluteus.

Anamnesis

Pasien furunkulosis umumnya datang dengan keluhan muncul nodul eritema multipel di area kulit yang berambut. Pasien juga dapat mengeluh adanya rasa nyeri pada nodul. Jika nodul-nodul bergabung dan membentuk nodul yang lebih besar, maka disebut karbunkel.

Furunkulosis umumnya terjadi pada area kulit yang rentan terjadi oklusi, gesekan, atau berkeringat, misalnya leher, aksila, dan gluteus. Namun, bisa juga terjadi di bagian tubuh yang lain. Terkadang, pasien juga dapat mengeluhkan gejala sistemik, misalnya demam, takikardia, dan fatigue. Namun, gejala sistemik lebih sering dijumpai pada infeksi kulit dan jaringan lunak yang lebih berat, misalnya erisipelas atau selulitis.

Dokter perlu menggali faktor risiko pasien, seperti adanya diabetes mellitus atau riwayat penyakit kulit terdahulu, misalnya dermatitis atopik, psoriasis, atau skabies. Riwayat luka pada kulit, misalnya akibat sayatan atau gigitan juga perlu diketahui. Furunkulosis biasa diawali oleh folikulitis. Untuk itu perlu juga ditanyakan riwayat penggunaan obat-obatan yang meningkatkan risiko folikulitis, seperti lithium dan cyclosporine.

Riwayat penggunaan antibiotik jangka panjang dan perawatan di rumah sakit juga perlu diketahui oleh dokter. Selain itu, okupasi pasien, serta kebiasaan berolahraga pasien juga sebaiknya ditanyakan.[1,2,5,14]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, furunkulosis akan tampak sebagai nodul multipel pada area kulit berambut, disertai dengan tanda peradangan seperti nyeri, eritema, dan edema. Ukuran lesi biasanya 1–3 cm. Kumpulan pus dapat terlihat di dalam nodul. Setelah beberapa hari, nodul akan menjadi fluktuatif, dan terjadi ruptur, sehingga keluar pus dan jaringan nekrotik.[1,5,9]

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding untuk furunkulosis, antara lain hidradenitis suppurativa, akne konglobata, dan kista epidermoid. Umumnya, furunkulosis dapat dibedakan dengan diagnosis bandingnya melalui temuan pemeriksaan fisik.

Hidradenitis Suppurativa

Manifestasi lesi kulit pada hidradenitis suppurativa tahap awal dan furunkulosis sama-sama berupa nodul. Namun, nodul pada hidradenitis suppurativa letaknya lebih dalam, dan setelah nodul pecah dapat menimbulkan keloid, kontraktur, dan imobilitas. Selain itu, bisanya hidradenitis suppurativa bersifat kronis dan rekuren. Lokasi tersering hidradenitis suppurativa adalah pada aksila dan inguinal.[15]

Akne Konglobata

Akne konglobata adalah manifestasi klinis berat dari akne vulgaris. Oleh sebab itu, biasanya pasien memiliki riwayat menderita akne vulgaris. Lesi kulit biasanya terdiri atas beberapa komedo yang saling berhubungan, membentuk kista purulen dan terdapat discharge yang berbau.

Namun, akne konglobata memiliki tempat predileksi yang agak berbeda dengan furunkulosis. Nodul akne konglobata umum ditemukan pada bahu, dada, lengan atas, gluteus, wajah, dan paha. Selain itu, biasanya akne konglobata biasanya akan membentuk jaringan ikat.[16]

Kista Epidermal

Kista epidermal dapat tampak serupa dengan furunkulosis. Tempat tersering untuk kista epidermal, antara lain wajah, leher, dan batang tubuh. Pemeriksaan fisik dapat membantu untuk membedakan kedua diagnosis. Pada kista epidermal, nodul akan teraba nonfluctuant, dan di bagian tengah lesi dapat terlihat punctum yang merupakan komedo. Selain itu, berbeda dengan furunkulosis, kista epidermoid biasanya asimptomatik.[17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang biasanya tidak diperlukan untuk diagnosis. Pemeriksaan penunjang bisa dipertimbangkan jika pasien mengalami rekurensi furunkulosis, atau jika infeksi methicillin resistant S. aureus (MRSA) dicurigai.

Kultur dan Resistensi

Pemeriksaan kultur diambil dari apusan pus atau cairan yang berasal dari lesi dan juga area karier seperti hidung dan perineum. Teknik standar yang digunakan untuk mengambil sampel adalah dengan mengambil nanah dari tengah infeksi dengan gerakan melingkar dari luar ke dalam.

Kultur dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri penyebab, walaupun yang paling sering menyebabkan furunkulosis adalah Staphylococcus aureus. Pemeriksaan resistensi juga dilakukan untuk mengidentifikasi MRSA.[1,2]

Laboratorium

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan urine, dan gula darah atau HbA1c untuk mengetahui apakah pasien menderita diabetes mellitus yang merupakan salah satu faktor risiko furunkulosis. Pemeriksaan darah lengkap juga dapat dilakukan untuk mengidentifikasi komorbiditas lainnya sesuai indikasi. Pada furunkulosis berat, dapat ditemukan leukositosis.[1,2,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Ibler K, Kromann C. Recurrent furunculosis – Challenges and management: a review. Clinical, Comestic and Investigational Dermatology. 2014; 7: 59-64. Doi: 10.2147/CCID.S35302.
2. Atanaskova N, Tomecki K. Innovative Management of recurrent Furunculosis. 2010. Dermatol Clin 28 (2010) 479–487 doi:10.1016/j.det.2010.03.013
5. Universitas Airlangga. Buku Seri Dermatologi dan Venereologi 1: Infeksi Bakteri di Kulit. Airlangga University Press. 2019. https://repository.unair.ac.id/95086/1/Infeksi%20Bakteri%20Kulit.pdf
9. Baorto EP. Staphylococcus Aureus Infection. Medscape. 2021 https://emedicine.medscape.com/article/971358-overview#a1
14. Ministry of Public Health Qatar. National Clinical Guideline: The Diagnosis and Management of Skin and Soft Tissue Infection. 2020 https://www.moph.gov.qa/_layouts/download.aspx?SourceUrl=/Admin/Lists/ClinicalGuidelinesAttachments/Attachments/82/MOPH%20Guideline%20-%20Skin%20and%20Soft%20Tissue%20Infections%20v0.3%20-%20Quality%20check.pdf
15. Jovanovic M. Hidradenitis Suppurativa. Medscape. 2020 https://emedicine.medscape.com/article/1073117-overview#a1
16. Hafsi W, Arnold DL, Badri T. Acne Conglobata. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459219/
17. Zito PM, Scharf R. Epidermoid Cyst. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499974/

Epidemiologi Furunkulosis
Penatalaksanaan Furunkulosis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 November 2024, 08:57
Pasien dengan furunkulosis multiple
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alodokter, ijin diskusiPasien di PKM, keluhan timbul benjolan-benjolan pada kepala dan area sekitar leher sampai bahu serta di area gluteus, benjolan...
Anonymous
Dibalas 26 Februari 2024, 09:02
Benjolan di telinga yang terasa nyeri selama 2 hari
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin konsultasi pasien laki2 usia 26 tahun dengan keluhan benjolan di telinga sudah 2 hari, benjolan nyeri + dan nyut2an, riwayat demam batuk...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.