Edukasi dan Promosi Kesehatan Furunkulosis
Edukasi dan promosi kesehatan pada furunkulosis dapat ditujukan untuk mengajarkan pasien agar dapat menangani furunkulosis di rumah. Selain itu, upaya pencegahan, misalnya dengan menjaga kebersihan diri dan penggunaan sabun chlorhexidine, juga perlu dijelaskan untuk mencegah terjadinya rekurensi furunkulosis.
Edukasi Pasien
Pada furunkulosis ringan, biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Pasien dapat diedukasi untuk melakukan kompres hangat dengan cairan salin normal, sebanyak 4 kali sehari. Kompres dilakukan untuk membantu proses drainase furunkulosis. Kompres perlu diganti berkala jika sudah menyerap pus.
Edukasi juga dilakukan untuk mencegah penyebaran ke bagian tubuh lain atau ke orang lain. Pasien harus mencuci tangan menggunakan air dan sabun setelah menyentuh furunkulosis. Upaya lain dapat berupa menghindari penggunaan handuk bersama, serta mencuci pakaian dalam, sprei, dan handuk menggunakan suhu tinggi.
Pasien juga disarankan untuk menggunakan pakaian longgar, ringan, dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat. Bakteri sering terdapat pada pakaian, sehingga bisa menyebabkan infeksi ulang. Selain itu, pastikan kebersihan kulit terjaga sampai luka benar-benar sembuh.[5,12,14]
Upaya Pencegahan Penyakit
Pencegahan furunkulosis terutama penting dilakukan untuk menghindari terjadinya rekurensi. Dokter perlu mencari tahu apakah pasien memiliki faktor risiko rekurensi, misalnya obesitas, hiperhidrosis, ingrown hair, kebiasaan menggunakan baju dan ikat pinggang yang terlalu ketat, serta kurang menjaga kebersihan diri.
Beberapa kondisi medis juga dapat meningkatkan risiko terjadinya rekurensi, seperti diabetes melitus, riwayat penyakit kulit, misalnya psoriasis, dermatitis atopik, atau skabies, serta pasien immunocompromised, misalnya akibat infeksi human immunodeficiency virus (HIV).[1,5,6]
Eradikasi Kolonisasi Staphylococcus aureus
Pasien dan keluarganya sebaiknya menggunakan sabun mandi dan sampo yang mengandung chlorhexidin 2%. Sabun dan sampo sebaiknya dibiarkan di kulit atau rambut setidaknya 30 detik sebelum dibilas. Hindari sabun masuk ke dalam liang telinga atau mata. Penggunaan sabun minimal selama 5 hari, kemudian dikurangi menjadi 1–2 kali seminggu setelah furunkulosis membaik.
Untuk menghilangkan karier hidung Staphylococcus aureus dapat dilakukan dengan mengoleskan salep antibiotik di vestibulum nasi. Jenis salep antibiotik yang dapat digunakan, antara lain mupirocin 2%, sebanyak 2 kali sehari selama 5 hari. Setelah lesi terkontrol, salep dapat dioleskan 1 kali/minggu.
Bila cara-cara di atas tidak berhasil, maka pemberian antibiotik oral dapat dilakukan. Antibiotik oral, seperti rifampisin, dapat diberikan untuk memberantas Staphylococcus aureus. Rifampisin dapat dikombinasikan dengan clindamycin atau flucloxacillin. Pemberian antibiotik oral dilakukan selama 10 hari.[4,5]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra