Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Furunkulosis general_alomedika 2022-11-03T15:49:43+07:00 2022-11-03T15:49:43+07:00
Furunkulosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Furunkulosis

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Penatalaksanaan furunkulosis ringan dapat dilakukan dengan kompres hangat, dan salep antibiotik, misalnya mupirocin. Pada furunkulosis berat, mungkin diperlukan pemberian antibiotik, misalnya cephalexin. Insisi dan drainase diindikasikan pada furunkulosis yang berukuran besar.

Terapi Nonfarmakologis

Kasus furunkulosis ringan pada orang dewasa dengan sistem imun baik biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Untuk membantu penyembuhan, pasien dapat melakukan kompres hangat sebanyak 4 kali sehari, dengan cairan salin normal. Kompres perlu diganti berkala jika sudah tampak menyerap nanah. Luka ditutup dengan kasa steril untuk mencegah infeksi selama masa penyembuhan.

Untuk mencegah rekurensi, perlu dilakukan tindakan menurunkan kolonisasi Staphylococcus aureus (S. aureus) di kulit. Penggunaan sabun cair antibakteri, seperti yang berbahan chlorhexidin 2–4% dapat dilakukan untuk mencuci tangan dan saat mandi.

Penggunaan alat cukur berulang atau bersama orang lain tidak direkomendasikan. Selain itu, untuk menghindari penyebaran infeksi, jangan gunakan handuk berbarengan dengan orang lain.[1,3,5]

Terapi Farmakologis

Pada furunkulosis, terapi farmakologis dapat berupa pemberian antibiotik, terutama dalam kasus furunkulosis berat. Selain itu,terapi farmakologis juga dapat diberikan untuk menghilangkan karier hidung dan kulit, guna mencegah rekurensi.

Antibiotik Topikal

Antibiotik topikal dapat digunakan bila furunkulosis belum membaik dalam 2–3 hari. Pilihan antibiotik, antara lain mupirocin, retapamulin, dan asam fusidat, yang dioleskan dua kali sehari.

Antibiotik topikal juga dapat digunakan untuk menurunkan kolonisasi S.aureus pada hidung dan kulit. Pemberian salep mupirocin 2% intranasal selama 5 hari dapat menghilangkan S. aureus sebanyak 70% pada individu yang sehat dalam 3 bulan.[4,5]

Antibiotik Sistemik

Penggunaan antibiotik dipertimbangkan pada kasus rekuren atau nodul berada di berbagai bagian tubuh yang bertumbuh secara cepat dalam waktu yang singkat. Antibiotik juga diperlukan setelah drainase, serta pada kondisi demam tinggi, dan lesi lebih besar dari 5 cm. Lokasi furunkel yang sulit dilakukan insisi dan drainase juga merupakan indikasi pemberian antibiotik, di antaranya meatus akustikus eksternus, bibir atas, dan hidung.

Pilihan antibiotik sistemik dapat berupa dicloxacillin 250–500 mg selama 5–7 hari, amoxicillin dan asam klavulanat, 25 mg/kg, 3 kali sehari, serta cephalexin 250–500 mg, 4 kali sehari. Jika pasien dicurigai mengalami furunkulosis akibat MRSA, maka pilihan antibiotik dapat berupa trimethoprim sulfamethoxazole dosis ganda 2 kali sehari atau clindamycin 300–450 mg, 3 kali sehari. Selain itu, dapat juga digunakan doxycycline atau minocycline 100 mg dua kali sehari.

Rifampisin 600 mg per oral setiap hari selama 10 hari dapat digunakan untuk menghilangkan S. aureus pada hidung dalam periode hingga 12 minggu. Penambahan antibiotik lain, misalnya ciprofloxacin, dapat digunakan untuk mencegah resistensi rifampicin.[5,18]

Pembedahan

Insisi dan drainase dilakukan untuk evakuasi pus. Pada umumnya, pemberian antibiotik diperlukan setelah insisi dan drainase, kecuali pada lesi soliter. Pada lokasi furunkulosis yang sulit, misalnya meatus akustikus eksternus atau di hidung, biasanya dicoba dengan terapi antibiotik terlebih dahulu. Apabila gagal, maka tetap diperlukan insisi dan drainase.[1–3,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Ibler K, Kromann C. Recurrent furunculosis – Challenges and management: a review. Clinical, Comestic and Investigational Dermatology. 2014; 7: 59-64. Doi: 10.2147/CCID.S35302.
2. Atanaskova N, Tomecki K. Innovative Management of recurrent Furunculosis. 2010. Dermatol Clin 28 (2010) 479–487 doi:10.1016/j.det.2010.03.013
3. Bijen E, Paget J, Heijer C, Stobberingh E, Bruggeman C, Schellevis F. Evidence-based primary care treatment guidelines for skin infections in Europe A comparative analysis. The European Journal of General Practice, 2014, 294-300, DOI: 10.3109/13814788.2013.872621.
4. Children’s Health Queensland Hospital and Health Service. Recurrent Boils (furunculosis): Guidelines for management and Staphylococcal decolonisation (MRSA and MSSA). 2019. https://www.childrens.health.qld.gov.au/wp-content/uploads/PDF/ams/gdl-01063.pdf
5. Universitas Airlangga. Buku Seri Dermatologi dan Venereologi 1: Infeksi Bakteri di Kulit. Airlangga University Press. 2019. https://repository.unair.ac.id/95086/1/Infeksi%20Bakteri%20Kulit.pdf
18. Rehmus WE. Furuncles and Carbuncles. MSD Manuals. 2021. https://www.msdmanuals.com/professional/dermatologic-disorders/bacterial-skin-infections/furuncles-and-carbuncles

Diagnosis Furunkulosis
Prognosis Furunkulosis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 November 2024, 08:57
Pasien dengan furunkulosis multiple
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alodokter, ijin diskusiPasien di PKM, keluhan timbul benjolan-benjolan pada kepala dan area sekitar leher sampai bahu serta di area gluteus, benjolan...
Anonymous
Dibalas 26 Februari 2024, 09:02
Benjolan di telinga yang terasa nyeri selama 2 hari
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin konsultasi pasien laki2 usia 26 tahun dengan keluhan benjolan di telinga sudah 2 hari, benjolan nyeri + dan nyut2an, riwayat demam batuk...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.