Prognosis Furunkulosis
Prognosis furunkulosis umumnya baik, terutama pada pasien usia muda yang sehat, sebab furunkulosis dapat sembuh sendiri tanpa terapi. Namun, furunkulosis dapat mengalami rekurensi. Jika terjadi komplikasi, misalnya bakteremia atau endokarditis, maka prognosis dapat menjadi kurang baik.
Komplikasi
Furunkulosis dapat rekuren. Faktor risiko terjadinya rekurensi antara lain riwayat keluarga dengan furunkulosis, anemia, riwayat penggunaan antibiotik jangka panjang, diabetes mellitus, riwayat rawat inap, kebersihan diri yang buruk, serta adanya komorbiditas, misalnya gangguan sistem imun pada pasien dengan human immunodeficiency virus (HIV).
Komplikasi lain adalah terbentuknya ulkus purulen, nyeri, dan scar atau jaringan parut. Selain itu, komplikasi serius akibat infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan S.aureus antara lain sepsis, selulitis, meningitis, endokarditis infektif, dan necrotizing pneumonia. Namun, berbagai komplikasi tersebut tidak umum terjadi.[1,5,12,19]
Prognosis
Secara umum, individu sehat imunokompeten yang mengalami furunkulosis dapat sembuh tanpa sekuele berarti. Rekurensi dapat terjadi jika pasien mengalami kolonisasi Staphylococcus aureus. Untuk itu pembasmian karier diperlukan agar tidak terjadi rekurensi.[1]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra