Penatalaksanaan Herpes Zoster
Penatalaksanaan herpes zoster bertujuan untuk mempersingkat durasi sakit dan mencegah komplikasi jangka panjang, terutama neuralgia postherpetik (PHN). Pilihan terapi akan tergantung pada keadaan imun pasien. Pasien yang imunokompeten dapat mengalami resolusi gejala secara spontan.
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat diberikan untuk mengurangi nyeri. Pemberian antivirus diduga bermanfaat untuk mengurangi durasi sakit dan mencegah atau mengurangi keparahan PHN. Pemberian antivirus akan memberi manfaat terbesar pada populasi pasien yang berisiko mengalami gejala berkepanjangan atau berat, seperti pasien imunokompromais dan individu usia 50 tahun ke atas.[1,4]
Antivirus
Secara umum, terapi antivirus sistemik dapat diberikan pada pasien herpes zoster yang memiliki beberapa karakteristik berikut:
- Pasien usia lebih dari 50 tahun,
- Pasien dengan risiko mengalami neuralgia postherpetik (PHN)
- Pasien dengan herpes zoster oftalmikus, sindrom Ramsay Hunt, herpes zoster servikal, atau herpes zoster sakral
- Pasien imunodefisiensi
- Herpes zoster luas yang disertai komplikasi[5]
Beberapa pilihan antivirus yang dapat digunakan adalah:
- Untuk dewasa diberikan acyclovir 5 x 800 mg per oral selama 7-10 hari, penyesuaian dosis dilakukan pada pasien gangguan ginjal
- Untuk anak di bawah 12 tahun, diberikan acyclovir dosis 30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi selama 7 hari
- Untuk anak 12 tahun ke atas, diberikan acyclovir dosis 60 mg/kg/hari dalam dosis terbagi selama 7 hari
Pilihan terapi lain adalah:
Valacyclovir 3 x 1 gram per oral selama 7 hari
- Famsiklovir 3 x 500 mg per oral selama 7 hari[5]
Antivirus Intravena
Pada lesi luas dengan keterlibatan organ dalam atau lesi pada pasien imunodefisiensi dapat dipertimbangkan pemberian acyclovir intravena dengan dosis 10 mg/kg/hari, diberikan 3 kali sehari selama 5-10 hari. Cara pemberiannya adalah dengan melarutkan sediaan injeksi dalam vial menggunakan cairan salin normal 100 ml, kemudian diberikan melalui infus dalam 1 jam.[5]
Terapi Topikal
Panduan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin menyebutkan bahwa pada pasien yang sedang dalam fase vesikuler, terapi dapat diberikan secara topikal yaitu berupa bedak salisilat 2% untuk mencegah pecah vesikel atau bedak kocok calamine yang dapat membantu mengurangi nyeri dan rasa gatal.
Terpi kompres terbuka dengan larutan serta krim antiseptik atau antibiotik dapat diberikan pada pasien dengan lesi vesikel yang sudah pecah dan basah. Apabila terdapat luka dan tanda infeksi sekunder, dokter dapat mempertimbangkan pemberian krim atau salep antibiotik.[5]
Analgesik
Pemberian obat analgesik pada pasien dapat disesuaikan dengan derajat nyeri yang dialami. Pada nyeri derajat ringan, dapat dipertimbangkan pemberian paracetamol atau ibuprofen. Pada nyeri derajat sedang–berat dapat dipertimbangkan pemberian kombinasi tramadol atau opioid lainnya.
Pada pasien yang memiliki kemungkinan neuralgia postherpetik (PHN), dapat dipertimbangkan pemberian:
- Antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline dengan dosis awal 10 mg per hari lalu ditingkatkan 20 mg setiap 7 hari hingga mencapai 150 mg. Pemberian obat dilakukan hingga 3 bulan setiap malam sebelum tidur
Gabapentin dengan dosis 300 mg per hari selama 4–6 minggu
Pregabalin dengan dosis 75 mg, dua kali sehari selama 2–4 minggu[5]
Rawat Inap
Pasien herpes zoster tanpa komplikasi tidak memerlukan rawat inap, sedangkan indikasi rawat inap adalah sebagai berikut:
- Gejala berat
- Imunosupresi
- Presentasi atipikal (misalnya, mielitis)
- Keterlibatan lebih dari 2 dermatom
- Superinfeksi bakteri wajah yang signifikan
- Herpes zoster diseminata
- Keterlibatan mata
- Keterlibatan meningoensefalopati[4]
Rujukan
Selain pemberian terapi farmakologi, herpes zoster yang disertai dengan keterlibatan organ lain sebaiknya dirujuk ke spesialis terkait. Pada herpes zoster oftalmikus dapat diberikan terapi antivirus acyclovir atau valacyclovir selama 10 hari, disertai rujukan ke dokter spesialis mata untuk evaluasi lebih lanjut.
Pada herpes zoster otikus yang disertai paresis nervus fasialis dapat dipertimbangkan pemberian acyclovir atau valacyclovir oral selama 7–14 hari disertai dengan pemberian prednison 40 – 60 mg per hari selama 1 minggu pada semua pasien. Selanjutnya pasien dirujuk ke dokter spesialis THT untuk pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut.[5]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani