Patofisiologi Hiperpigmentasi Pascainflamasi
Patofisiologi hiperpigmentasi pasca inflamasi (HPI) disebabkan overproduksi atau pelepasan abnormal dari melanin setelah kondisi inflamasi secara endogen maupun eksogen. Hiperpigmentasi bermula dari oksidasi asam arakidonat yang menyebabkan produksi eicosanoid yang memicu proses cell signaling.[2,3]
Prostaglandin, leukotriene, oksigen reaktif, nitrogen species, serta beberapa sitokin inflamasi, yang terlepas selama proses inflamasi dapat menstimulasi proliferasi dari melanosit sehingga meningkatkan jumlah melanin. Upregulasi dari metabolit-metabolit tersebut berkaitan dengan tingginya level imunoreaktif tyrosinase yang mengakibatkan peningkatan sintesis melanin dan perpindahan melanosome ke keratinosit.[2,3]
Reaksi hipermelanosis ini dapat disebabkan oleh penyakit kulit seperti jerawat, dermatitis atopik, tinea, prosedur kutaneus (pasca ekstraksi komedo, pasca laser wajah), radiasi ultraviolet, trauma, dan obat-obatan.[2,3]
HPI yang ditemukan pada level dermis diakibatkan kerusakan pada keratinosit di basal akibat proses inflamasi, sehingga banyak melanin yang terlepas bebas. Melanin ini kemudian difagosit oleh makrofag dan menyebabkan perubahan warna kulit menjadi biru keabu-abuan.[7,8]