Penatalaksanaan Hiperpigmentasi Pascainflamasi
Penatalaksanaan hiperpigmentasi pasca inflamasi (HPI) utamanya dengan mengidentifikasi dan mengatasi penyebab utama, dan berusaha menghilangkan hiperpigmentasi yang telah muncul. Penting juga untuk diketahui bahwa terapi HPI memiliki risiko memicu iritasi dan inflamasi, sehingga dapat berisiko memperburuk kondisi HPI.
Oleh karena itu, terapi HPI memerlukan pengawasan ketat. Perlu diingat juga bahwa secara umum pengobatan HPI cenderung sulit dan memakan waktu hingga 6-12 bulan untuk mencapai hasil yang diinginkan.[3,8]
Medikamentosa
Medikasi yang umumnya digunakan pada pasien HPI adalah topical depigmenting agent, seperti hydroquinone, azelaic acid, kojic acid, ekstrak licorice, dan retinoid. Obat-obatan ini dapat diberikan tunggal maupun kombinasi.[3]
Agen Depigmentasi
Salah satu agen depigmentasi yang berguna untuk memutihkan daerah hiperpigmentasi adalah hydroquinone. Hydroquinone merupakan 1,4-benzenediol yang dapat menekan proses metabolisme dari melanosit, terutama proses oksidasi enzimatik dari tyrosine menjadi 3,4-dihyroxyphenylamine. Akan tetapi, paparan sinar matahari dapat menyebabkan repigmentasi ulang, sehingga pasien perlu diedukasi untuk selalu menggunakan tabir surya.[2,3]
Agen Topikal
Agen topikal untuk mengobati jerawat atau biasa disebut produk antijerawat dipergunakan karena efek antibakterial, komedolitik, serta tambahan efek memutihkan. Pada pasien dengan kecenderungan HPI karena jerawat diperlukan langkah pencegahan dengan memberikan terapi antijerawat yang efektif sejak dini untuk meminimalisir abnormalitas pigmentasi. Salah satu obat yang menjadi pilihan adalah azelaic acid karena memiliki efek anti-jerawat sekaligus baik untuk mengatasi hiperpigmentasi.[2,3]
Agen Keratolitik
Agen keratolitik merupakan agen yang dapat melembutkan struktur jaringan epitel terkornifikasi hingga kemudian terjadilah proses maserasi dan deskuamasi. Salah satu agen keratolitik yang dapat digunakan pada pasien HPI adalah topical trichloroacetic acid yang merupakan agen pengering yang bersifat sangat korosif dapat membakar lesi pada jaringan kulit. Meskipun agen ini bersifat tajam dan dapat membakar namun dibandingkan agen lain dari kelas yang sama trichloroacetic acid menyebabkan lebih sedikit iritasi lokal dan toksisitas sistemik.[1,3]
Agen Retinoid
Agen retinoid merupakan golongan obat yang berguna menurunkan perlekatan antar hiperproliferatif keratinosit yang abnormal serta memodulasi proses diferensiasi keratinosit. Salah satu obat yang masuk kategori ini adalah tretinoin topical yang dapat menghambat pembentukan microcomedo dan menghilangkan lesi. Tretinoin dapat menurunkan pelekatan keratinosit di folikel sebasea serta memudahkan pelepasan.[3,2]
Kortikosteroid
Kortikosteroid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat memicu berbagai macam perubahan metabolik. Obat ini dapat memodifikasi respons imun tubuh terhadap berbagai macam stimulus. Obat-obat golongan ini digunakan pada HPI setelah tercapai pemulihan yang memuaskan pada hiperpigmentasi untuk memicu proses penyembuhan. Penggunaan kortikosteroid sebaiknya dikombinasikan dengan Hydroquinone. Beberapa pilihan yang dapat digunakan meliputi hydrocortisone topikal, desonide, dan betamethasone topikal.[3,4]
Pilihan-pilihan obat-obatan di atas dapat diberikan sebagai terapi tunggal untuk memudarkan lesi hiperpigmentasi. Akan tetapi penggunaan kombinasi obat topikal, agen pengelupasan (peeling) kimiawi, serta penggunaan tabir surya diperlukan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pilihan terapi diatas untuk saat ini hanya terbukti efektif untuk mengatasi hiperpigmentasi epidermal. Hingga saat ini pengobatan yang efektif untuk hipermelanosis dermal masih belum ditemukan.[3,6,7]
Prosedur Menggunakan Agen Kimia dan Laser
Modalitas terapi selain medikamentosa adalah penggunaan intervensi pengelupasan kimiawi dan terapi berbasis laser. Untuk terapi pengelupasan terdapat berbagai macam pilihan agen kimiawi yang dapat digunakan. Penggunaan dua metode diatas memerlukan perhatian khusus karena dapat beresiko menyebabkan perlukaan baru dan dispigmentasi permanen.[8,10]
Pengelupasan Kimiawi
Pada pasien dengan kulit yang lebih gelap agen pengelupas kimiawi akan bekerja sebatas papillary dermis sehingga masih dapat ditolerir dan menghasilkan hasil klinis yang baik. Akan tetapi perlu diperhatikan agen kimiawi yang digunakan untuk menghindari iritasi yang dapat memperburuk HPI dan menimbulkan komplikasi seperti timbul area dispigmentasi yang baru, munculnya keloid, dan perlukaan hipertropik.[3,8]
Beberapa agen kimiawi yang biasa digunakan untuk pengelupasan kimiawi meliputi:
- Asam Glikolat, merupakan golongan alpha-hydroxy acid (AHA) yang dapat diekstrak secara alami dari tebu. Bersifat epidermolysis dan dapat mendispersi lapisan basal melanin, dan meningkatkan sintesis kolagen dermis. Sediaan asam glikolat bervariasi mulai rentang konsentrasi 20% hingga 70% dan memerlukan air atau sodium bikarbonat untuk menghentikan proses pengelupasan[8,14]
Asam salisilat, merupakan golongan beta-hydroxy acid (BHA) yang diekstrak dari kulit pohon willow. Asam salisilat dapat menginduksi keratolisis dengan memutuskan ikatan lipid interseluler antara sel-sel epiteloid. Sediaan yang digunakan untuk pengelupasan bervariasi antara 20-30% tanpa memerlukan penetralisir untuk menghentikan proses pengelupasan[6,8]
Trichloroacetic acid (TCA) bisa digunakan juga sebagai pilihan agen pengelupasan kimiawi. Agen ini terbukti efektif untuk mengobati melasma. Akan tetapi penggunaannya pada pasien berkulit gelap dengan HPI masih belum memiliki bukti klinis yang mencukupi[8,15]
Terapi Berbasis Laser
Walaupun penggunaan agen topikal pencerah kulit tetap menjadi terapi pilihan pada pasien HPI, penggunaan terapi laser dapat menjadi tambahan terapi yang efektif maupun alternatif terapi bagi pasien yang mengalami kegagalan terapi. Akan tetapi referensi yang secara spesifik membahas penggunaan terapi laser sebagai terapi HPI pada berbagai jenis kulit masih terbatas.
Laser hijau (panjang gelombang 510 nm, 532 nm), merah (694 nm), dan near-infrared (755 nm, 1064 nm) merupakan jenis sinar yang bersifat pigment-specific dengan sasaran utama melanosome intraseluler. Namun, laser dengan panjang gelombang pendek hanya dapat diserap dengan efektif oleh melanin epidermal.
Sedangkan laser dengan panjang gelombang yang lebih panjang seperti blue light dan neodymium-doped yttrium aluminium garnet dapat menembus lapisan kulit yang lebih dalam dengan penyerapan yang lebih selektif pada target di lapisan dermis sehingga lebih aman digunakan pada pasien berkulit gelap.[3,8]
Terapi Suportif
Bagian yang tak terpisahkan dari terapi HPI yang harus diperhatikan dan tidak dianggap remeh adalah pentingnya perlindungan dari paparan matahari untuk mencegah perburukan lesi HPI. Pasien harus rutin menggunakan tabir surya dengan SPF 15 atau lebih dan beberapa langkah perlindungan lain seperti menghindari paparan sinar matahari langsung serta penggunaan pakaian yang menutup.[8,10]