Pendahuluan Iktiosis Vulgaris
Iktiosis vulgaris adalah kelainan kulit yang menyebabkan kulit kering dan berskuama. Iktiosis vulgaris adalah jenis iktiosis ringan yang paling sering dijumpai dengan insidensi 1 dari 250 orang. Variasi iktiosis setidaknya ada 20 jenis, dengan persentase kasus iktiosis vulgaris adalah sekitar 95% dari semua kasus iktiosis.
Klasifikasi iktiosis dapat dibedakan berdasarkan pola pewarisan, keparahan gejala klinis dan histopatologi. Berdasarkan pola pewarisan, iktiosis dibagi menjadi 3, yaitu secara dominan autosom (contohnya iktiosis vulgaris-IV), resesif terangkai X, dan resesif autosom. Berdasarkan keparahan gejala klinis dibagi menjadi bentuk ringan, sedang, dan berat (iktiosis Harlequin).[1-3]
Iktiosis vulgaris umumnya diakibatkan oleh defisiensi filaggrin sebagai efek dari mutasi semi dominan dari gen filaggrin (FLG). Iktiosis vulgaris ditandai dengan hiperlinearitas pada palmar dan plantar, keratosis pilaris, hiperkeratosis, xerosis, dan kulit retak berlebihan. Berdasarkan onset saat terkenanya, iktiosis vulgaris dibedakan menjadi iktiosis vulgaris bawaan dan dapatan. Iktiosis vulgaris bawaan muncul pada usia anak-anak dan terkait dengan kelainan genetik autosomal, sementara iktiosis vulgaris dapatan muncul pada usia dewasa dan terkait dengan penyakit sistemik.[1,4,5]
Pada umumnya diagnosis iktiosis vulgaris dapat ditegakkan secara klinis namun beberapa kasus perlu ditunjang dengan biopsi kulit. Tata laksana iktiosis vulgaris adalah simtomatis, seperti emolien dan keratolitik. Emolien berguna untuk menjaga kulit tetap halus dan terhidrasi. Obat keratolitik digunakan untuk mendorong pengelupasan dan penipisan stratum korneum.[2,5,6]