Diagnosis Miliaria
Diagnosis miliaria dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang berupa dermoskopi dan biopsi berguna untuk kasus miliaria yang gambarannya tidak khas dan menyerupai lesi kulit akibat penyakit lain.
Anamnesis
Pada anamnesis pasien miliaria, umumnya didapatkan keluhan muncul bintil-bintil di daerah leher, batang tubuh, punggung dan daerah yang banyak berkeringat seperti ketiak. Miliaria dapat asimtomatik seperti pada miliaria kristalina dan profunda atau bisa disertai rasa gatal hebat seperti miliaria rubra.[1]
Miliaria kristalina umumnya timbul pada neonatus beberapa hari setelah lahir, terutama di hari ke-6 dan 7. Miliaria kristalina juga sering kali muncul sebagai gejala penyerta demam atau pada luka bakar akibat tersengat matahari. Miliaria kristalina umumnya dapat menghilang secara spontan setelah 24 jam, sedangkan miliaria rubra akan menetap lebih lama dan gejala akan semakin hebat saat berkeringat.[2,6,10]
Pada anamnesis tanyakan pula jenis pekerjaan dan aktivitas pasien yang berhubungan dengan faktor risiko. Riwayat penyakit dahulu juga penting untuk ditanyakan. Pasien miliaria profunda biasanya memiliki riwayat miliaria rubra rekuren.[1,5,9]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik kulit dapat ditemukan gambaran lesi yang berbeda-beda. Miliaria kristalina tampak sebagai vesikel superfisial dan translusen berukuran 1-2 mm. Vesikel-vesikel tersebut memiliki dinding yang tipis dan mudah pecah. Lesi miliaria kristalina tidak menunjukkan tanda peradangan. Ketika vesikel ditusuk menggunakan jarum akan keluar cairan jernih. Lesi miliaria kristalina yang sudah pecah akan memberikan gambaran deskuamasi superfisial dan tidak meninggalkan bekas luka. Daerah predileksi adalah kepala, leher, dada, ketiak, dan punggung atas.[1,2]
Lesi miliaria rubra dapat berupa papul atau vesikel eritema dengan ukuran lebih besar dari miliaria kristalina (2-4 mm). Lesi disertai rasa gatal dan nyeri yang bertambah hebat saat berkeringat. Daerah predileksi di pasien neonatus adalah leher, ketiak, dan daerah inguinal. Daerah predileksi di pasien dewasa adalah di daerah batang tubuh dan ekstremitas yang tertutup pakaian.[1]
Lesi miliaria profunda berupa papul berukuran besar dan berwarna seperti daging. Lesi umumnya asimtomatik. Daerah predileksi adalah batang tubuh dan terkadang di ekstremitas. Lesi miliaria profunda muncul beberapa menit atau jam setelah berkeringat banyak dan dapat menghilang, digantikan dengan gambaran miliaria rubra, dalam hitungan beberapa jam setelah pasien tidak lagi berkeringat. Lesi yang menyebar luas di seluruh tubuh dapat ditemukan pada kondisi hiperpireksia.[1,12]
Anhidrosis dan hipertermia dapat ditemukan pada pasien miliaria rubra dan profunda. Miliaria rubra yang mengalami superinfeksi oleh bakteri dapat membentuk miliaria pustulosa.[1]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding miliaria antara lain folikulitis, acne neonatorum, eritema toxicum neonatorum, dan penyakit Fox Fordyce.
- Folikulitis: mengenai bagian folikel kulit, sedangkan miliaria jarang melibatkan bagian folikel
- Acne neonatorum: biasanya lesi kulit dominan pustulosa dan daerah predileksi pada pipi dan hidung. Onset gejala terutama di usia 3-4 minggu
- Eritema toxicum neonatorum: lesi berupa papul atau pustul berwarna putih atau kuning dengan tepi eritema yang berhubungan dengan kelenjar pilosebasea. Dapat ditemukan pada 50% bayi baru lahir cukup bulan
- Penyakit Fox Fordyce (miliaria apokrin): daerah predileksi adalah daerah yang banyak kelenjar apokrin seperti ketiak, anogenital, dan areola. Lesi berupa papul yang melibatkan daerah folikel rambut[1,12,13]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dermoskopi bermanfaat untuk pasien berkulit gelap. Gambaran miliaria pada dermoskopi adalah globulus berwarna putih besar dengan bagian cincin halo berwarna gelap di sekitarnya (gambaran white bullseye).[1]
Pemeriksaan biopsi kulit diperlukan apabila gambaran miliaria meragukan dan mirip dengan lesi kulit lain yang membutuhkan penatalaksanaan yang berbeda. Hasil histopatologi miliaria sebagai berikut :
- Miliaria Kristalina : vesikel subkorneum atau intrakorneum di duktus bagian intraepidermal. Dapat ditemukan tanda inflamasi minimal yang didominasi neutrofil
- Miliaria Rubra : parakeratosis dan vesikel spongiosis multipel yang menyatu ke bagian duktus, serta terdapat infiltrat peradangan limfositik di sekitar duktus dan pembuluh darah superfisial
- Miliaria Profunda : spongiosis intradermal duktus ekrin dan gambaran mirip miliaria rubra, namun disertai ruptur duktus ekrin dan tanda peradangan limfositik yang lebih hebat[1-3]