Etiologi Miliaria
Etiologi miliaria adalah gangguan aliran keringat duktus kelenjar keringat ekrin (acrosyringium) oleh karena overhidrasi stratum korneum, imaturitas duktus, biofilm yang dibentuk oleh bakteri kulit, debris kulit, dan plug hiperkeratosis.[1-3]
Faktor Risiko
Faktor risiko miliaria antara lain:
- Usia: miliaria lebih banyak ditemukan pada neonatus
- Oklusi pada kulit: misalnya oleh karena pakaian ketat, pakaian tebal non-breathable, tirah baring dalam waktu lama, atau penggunaan transdermal patch
- Berpindah domisili dari daerah beriklim dingin ke daerah beriklim tropis
- Aktivitas fisik yang menyebabkan keringat berlebihan
- Hiperpireksi
- Pseudoaldosteronisme tipe I: berkaitan dengan ekskresi natrium dari saluran keringat dan menimbulkan miliaria rubra-pustulosa
- Sindrom Morvan yang menyebabkan hiperhidrosis
- Penggunaan obat-obatan yang menginduksi produksi keringat seperti clonidine, neostigmin, dan bethanechol[1,3]
Ada berbagai kasus yang melaporkan faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan miliaria antara lain pengobatan menggunakan kortikosteroid oral untuk kasus toxic epidermal necrolysis (TEN), penggunaan baju pengaman antiapi pada pemadam kebakaran, penggunaan sepatu boot panjang pada pekerja tambang, pekerjaan sebagai atlet, serta efek samping chemical peeling.
Studi pada tikus, menunjukkan ablasi gen Foxc1 menimbulkan sumbatan duktus kelenjar keringat yang memberikan gambaran klinis mirip miliaria pada manusia. Hal ini memunculkan hipotesis bahwa ada faktor genetik yang dapat mempengaruhi terjadinya miliaria.[5-9]
Hanya 1,3% kasus miliaria kristalina yang terjadi di usia <48 jam, biasanya disebabkan karena miliaria kristalina kongenital. Faktor risiko miliaria kristalina kongenital adalah riwayat demam pada ibu saat persalinan, adanya verniks kaseosa, serta faktor oklusif dan lembap dari cairan amnion.[2,10]