Edukasi dan Promosi Kesehatan Pemfigus Vulgaris
Edukasi dan promosi kesehatan pemfigus vulgaris perlu menekankan langkah terapi dan kepatuhan dalam terapi. Selain itu, diperlukan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, faktor risiko, dan prognosis pemfigus vulgaris.[1,13]
Edukasi Pasien
Beberapa edukasi yang perlu disampaikan pada pasien pemfigus vulgaris mencakup edukasi mengenai penyakit, pemantauan yang diperlukan, serta modifikasi gaya hidup.
Edukasi Penyakit
Pemfigus vulgaris merupakan penyakit autoimun kronik. Jika tidak diobati, dapat terjadi komplikasi yang mengancam jiwa.
Tujuan pengobatannya adalah untuk menginduksi remisi lengkap dengan meminimalisir efek samping terkait pengobatan, sehingga sangat diperlukan kepatuhan dalam berobat agar terkontrol dengan baik.[1-3]
Pemantauan
Pemantauan sangat diperlukan karena berkaitan dengan pengelolaan efek samping dan penyesuaian dosis.
Pemantauan akan mencakup kepadatan tulang dan keperluan suplementasi kalsium, vitamin D, dan bifosfonat terkait risiko osteoporosis. Pemantauan lain dilakukan terkait risiko gangguan mental, infeksi, nekrosis avaskular, diabetes mellitus, hipertensi, atrofi kulit, penyembuhan luka yang buruk, insufisiensi adrenal, sindrom Cushing, dan ulserasi atau perforasi gastrointestinal.[1-3]
Pada pasien dengan lesi oral, pemantauan berat badan diperlukan karena nyeri akibat lesi dapat mengganggu proses makan pasien yang bisa menimbulkan malnutrisi.[12]
Modifikasi Gaya Hidup
Tidak terdapat batasan diet yang diperlukan. Pada pasien dengan lesi intraoral, makanan keras dapat memicu trauma secara mekanis.
Aktivitas yang dapat menimbulkan trauma pada kulit dan memicu kulit melepuh harus diminimalkan. Latihan nontraumatik seperti berenang mungkin dapat membantu. Selain itu, penggunaan dental plates, dental bridges, atau lensa kontak dapat memicu atau memperburuk lesi pada membran mukosa.[2]
Perawatan Luka
Edukasi mengenai perawatan luka yang tepat dengan emolien dan dikontrol secara agresif sangat diperlukan. Debridemen agresif tidak diindikasikan karena dermis dan bagian epidermis masih intak.[3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pemfigus vulgaris dikaitkan dengan reaksi autoimun, sehingga penyakit ini belum ada pencegahannya. Namun, beberapa faktor dapat dihindari untuk menurunkan risiko munculnya gejala. Faktor risiko tersebut adalah radiasi ultraviolet, infeksi virus, stres, ionizing radiation, alergen, dan pestisida.[1,5]
Selain itu, obat-obatan yang dapat menjadi pencetus gejala pemfigus vulgaris adalah obat golongan tiol (misalnya penicillamine dan captopril), penicillin, sefalosporin, enalapril, rifampicin, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).[5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini