Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pyoderma general_alomedika 2023-04-28T12:09:48+07:00 2023-04-28T12:09:48+07:00
Pyoderma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Pyoderma

Oleh :
dr.Megawati Tanu
Share To Social Media:

Pyoderma merupakan infeksi kulit akibat bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, atau gabungan keduanya. Terdapat berbagai jenis pyoderma, tetapi yang paling sering ditemukan adalah folikulitis dan impetigo.[1,2]

Pyoderma dapat diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder. Pyoderma primer terjadi akibat infeksi langsung pada kulit yang utuh, sedangkan pyoderma sekunder terjadi akibat adanya dermatosis sebelumnya. Pyoderma primer dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi folikuler dan non-folikuler. Pyoderma folikuler mencakup folikulitis, furunkel, dan karbunkel. Pyoderma non-folikuler mencakup impetigo, erisipelas, dan selulitis.

Pyoderma-min

Sementara itu, The Infectious Diseases Society of America (IDSA) mengklasifikasikan pyoderma berdasarkan luas keterlibatan kulit. Infeksi non-komplikata superfisial mencakup impetigo, ektima, erisipelas, folikulitis, dan furunkulosis. Sementara itu, infeksi komplikata mencakup abses, selulitis, dan karbunkel.[1]

Pyoderma biasanya dialami anak usia 2-6 tahun. Kasus pada dewasa cukup jarang ditemukan. Kontak erat dengan penderita pyoderma, kepadatan tempat tinggal, kondisi yang lembab dan panas, serta hygiene yang buruk menjadi faktor predisposisi terjadinya penyakit.[1-4]

Diagnosis pyoderma dapat ditegakkan secara klinis. Lesi impetigo bulosa diawali dengan vesikel yang disertai peradangan di sekitarnya, kemudian akan menjadi berisi pus dan pecah, lalu mengering dan membentuk krusta kekuningan seperti madu. Predileksi utama di area sekitar hidung dan mulut. Di sisi lain, impetigo bulosa menunjukkan lesi berupa bula yang berisi pus, yang bila pecah akan menampilkan bentuk bula kolaret dengan dasar eritematosa. Predileksi di area seperti ketiak, dada, dan punggung.

Folikulitis ditandai dengan papul atau pustul yang disertai adanya rambut di bagian tengahnya. Sementara itu, furunkel merupakan peradangan pada area sekitar folikel yang meluas hingga jaringan subkutan. Karbunkel adalah kumpulan furunkel dalam satu area. Di lain pihak, ektima adalah infeksi hingga dermis sehingga menimbulkan ulkus tepi meninggi superfisial disertai krusta.

Pada erisipelas, lesi terjadi pada lokasi dengan riwayat trauma, yang ditandai dengan eritema berwarna merah cerah dengan batas tegas dan pinggir meninggi. Selulitis adalah infeksi kulit yang mirip dengan erisipelas, namun sudah melibatkan jaringan subkutan. Sementara itu, flegmon adalah terminologi untuk selulitis yang telah mengalami supurasi.[1,6]

Terapi pyoderma adalah pemberian antibiotik, baik topikal ataupun oral sesuai jenis pyoderma yang dialami. Pemilihan antibiotik didasarkan pada sensitivitas dan pola resistensi lokal. Pada banyak kasus, antibiotik beta laktam, sefalosporin, cotrimoxazole, dan clindamycin efektif untuk pyoderma. Meski demikian, methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) kini telah menjadi masalah yang mengkhawatirkan di seluruh dunia.[1]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Gupta D. Bacterial Skin and Soft Tissue Infections in Children. Pediatr Inf Dis 2021;3(4):146–155.
2. Gahlawat G, Tesfaye W, Bushell M, Abrha S, Peterson GM, Mathew C, et al. Emerging Treatment Strategies for Impetigo in Endemic and Nonendemic Settings: A Systematic Review. Clin Ther. 2021 Jun;43(6):986–1006.
3. Schachner LA, Andriessen A, Benjamin LT, Claro C, Eichenfield LF, Esposito SM, et al. Do Antimicrobial Resistance Patterns Matter? An Algorithm for the Treatment of Patients With Impetigo. J Drugs Dermatol JDD. 2021 Feb 1;20(2):134–42.
4. Johnson MK. Impetigo. Adv Emerg Nurs J. 2020;42(4):262–9.
5. Stevens DL, Bisno AL, Chambers HF, Dellinger EP, Goldstein EJ, Gorbach SL, Hirschmann JV, Kaplan SL, Montoya JG, Wade JC; Infectious Diseases Society of America. Practice guidelines for the diagnosis and management of skin and soft tissue infections: 2014 update by the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis. 2014 Jul 15;59(2):e10-52. doi: 10.1093/cid/ciu444. Erratum in: Clin Infect Dis. 2015 May 1;60(9):1448. Dosage error in article text. PMID: 24973422.
6. Clebak KT, Malone MA. Skin Infections. Prim Care Clin Off Pract. 2018 Sep 1 ;45(3):433–54.

Patofisiologi Pyoderma

Artikel Terkait

  • Penggunaan Antibiotik untuk Abses Kulit Tanpa Komplikasi
    Penggunaan Antibiotik untuk Abses Kulit Tanpa Komplikasi
  • Antibiotik Oral atau Topikal untuk Impetigo
    Antibiotik Oral atau Topikal untuk Impetigo
  • Terapi Topikal Vs Sistemik untuk Bisul atau Folikulitis Bakterial
    Terapi Topikal Vs Sistemik untuk Bisul atau Folikulitis Bakterial
  • Membedakan Pyoderma Gangrenosum dari Gangrene
    Membedakan Pyoderma Gangrenosum dari Gangrene
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 09 April 2025, 20:59
Lesi kemerahan di kaki sejak 2 minggu pada pasien usia 66 tahun
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya menemukan pasien ny X usia 66 tahun dengan keluhan 2 lesi kemerahan di kaki sejak 2 minggu yll. Kemerahan muncul tiba-tiba, tidak terasa...
Anonymous
Dibuat 05 Februari 2025, 08:52
Pyoderma pada pipi bayi usia 8 bulan
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alodokter, izin diskusi, saya kedatangan pasien bayi umur 8 bulan dengan keluhan infeksi sekunder pada pipi kiri, awalnya pasien digigit nyamuk 2 hari yang...
Anonymous
Dibalas 30 Januari 2025, 23:20
Impetigo pada pasien anak usia 5 tahun
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Selamat pagi dokter, mohon maaf menggagu waktunya. Saya dokter iship PKM, Izin konsul terkait penyakit kulit pada anak yg saya tangani.An. A/5thS: Pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.