Prognosis Pyoderma
Prognosis pyoderma superfisial dengan lesi yang tidak luas umumnya baik pada individu imunokompeten. Komplikasi dapat terjadi pada pasien yang mengalami pyoderma dan memiliki kondisi komorbiditas seperti imunodefisiensi, keganasan, dan diabetes.[1]
Komplikasi
Meski jarang, impetigo, folikulitis, dan furunkulosis dapat menyebabkan infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam, misalnya erisipelas dan selulitis.[1,5,24]
Erisipelas dan selulitis yang berat dapat menimbulkan syok sepsis dan kematian. Selain itu, infeksi bisa menyebar ke pembuluh darah dan menyebabkan bakteremia maupun endokarditis. Infeksi juga bisa menyebar hingga ke tulang, sehingga menyebabkan osteomyelitis. Potensi komplikasi lain adalah limfangitis ataupun necrotizing fasciitis.[13,16]
Pyoderma yang disebabkan oleh Group A Beta Hemolytic Streptococcus (GABHS) dapat menimbulkan komplikasi seperti glomerulonefritis, demam reumatik, dan penyakit jantung rematik. Komplikasi pasca infeksi GABHS dilaporkan pada kurang dari 1% kasus dan paling sering terjadi dalam 1–2 minggu pascainfeksi.[1,5,24]
Prognosis
Prognosis pyoderma pada individu imunokompeten umumnya baik. Jaringan parut jarang terjadi, namun adanya peradangan dapat menyisakan hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi.[3,4]
Pada kasus tanpa komplikasi, impetigo, folikulitis, dan furunkulosis dapat sembuh sendiri dalam waktu 2–3 minggu. Terapi dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko penularan infeksi.[1,5,24]
Prognosis erisipelas dan selulitis tergantung pada status imun pasien, derajat keparahan, dan ketepatan pemberian terapi. Setelah terapi antibiotik, perbaikan gejala klinis umumnya terjadi dalam 48 jam. Adanya komplikasi berat seperti necrotizing fasciitis, serta adanya komorbiditas seperti diabetes mellitus dan gagal jantung akan menyebabkan prognosis menjadi lebih buruk.[13,16]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta