Etiologi Rosacea
Etiologi rosacea masih belum diketahui secara pasti. Namun, studi mengindikasikan adanya keterlibatan faktor genetik; disregulasi sistem imun; mikroorganisme seperti Demodex folliculorum, Staphylococcus epidermidis, Helicobacter pylori, dan Bacillus oleronius. Rosacea juga telah dikaitkan dengan diregulasi neurovaskular yang dicetuskan oleh faktor eksternal seperti perubahan suhu, aktivitas fisik, paparan sinar ultraviolet (UV), makanan pedas, hingga minuman alkohol.[1]
Etiologi
Kelainan pada sistem imun bawaan dan adaptif telah diduga berkontribusi pada rosacea. Kadar cathelicidin yang sangat tinggi dan bentuk peptida cathelicidin yang abnormal telah terdeteksi pada kulit wajah pasien dengan rosacea. Selain disregulasi sistem imun, rosacea juga dapat disebabkan oleh tungau Demodex dan berbagai bakteri (Staphylococcus epidermidis, Helicobacter pylori, dan Bacillus oleronius) diduga dapat menstimulasi peradangan kulit pada rosacea. Namun, peran organisme ini dalam patogenesis rosacea masih belum diketahui pasti.
Rosacea dapat terjadi akibat hipereaktivitas vaskular, di mana aktivasi transien reseptor potensial vanilloid 1 dan 4 dan reseptor potensial transien ankyrin 1 oleh pemicu rosacea (misalnya, suhu ekstrim) dapat merangsang pelepasan peptida vasoaktif yang memperburuk rosacea. Sementara itu, Sinar matahari diduga mencetuskan rosacea dengan meningkatkan angiogenesis dan aktivasi spesies oksigen reaktif. Etiologi genetik berdasarkan individu dengan riwayat keluarga rosacea lebih berisiko mengalami kondisi ini.[5,25,27,28]
Faktor Risiko
Sama halnya dengan etiologi, tidak ada faktor risiko spesifik yang telah diketahui berkaitan erat dengan rosacea. Namun, terdapat beberapa studi yang menyebutkan hal-hal yang mungkin bisa berkaitan dengan peningkatan risiko rosacea. Studi kasus kontrol oleh Spoendlin et al menunjukkan bahwa wanita yang berusia di atas 50 tahun dan memiliki migraine memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami rosacea.[9]
Selain itu, kerusakan pada sawar kulit diduga merupakan salah satu faktor risiko dari rosacea. Kerusakan pada sawar kulit paling sering disebabkan oleh penggunaan perawatan kulit yang tidak cocok atau tidak baik untuk kulit.[10]