Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Stevens-Johnson
Edukasi dan promosi kesehatan yang utama pada sindrom Stevens-Johnson atau Stevens-Johnson Syndrome adalah pencegahan rekurensi. Obat yang mencetuskan sindrom Stevens-Johnson pada pasien harus dicatat dan tidak boleh digunakan kembali.[1,10,11]
Edukasi Pasien
Minta pasien sindrom Stevens-Johnson untuk mencatat riwayat alergi dan mencatat nama-nama obat yang menyebabkan alergi. Untuk mempermudah, pasien bisa disarankan untuk menggunakan gelang atau kalung medis.
Tekankan pada pasien untuk tidak menggunakan obat yang sama ataupun obat dalam golongan yang sama dengan obat penyebab. Minta pasien menghindari konsumsi obat-obatan yang diketahui memiliki risiko tinggi ataupun sedang untuk sindrom Stevens-Johnson, kecuali sangat dibutuhkan.
Saat akan keluar rumah sakit, jelaskan bahwa beberapa keluhan seperti kelelahan dapat dirasakan hingga beberapa minggu. Minta pasien beristirahat dan menjalani periode pemulihan.
Jelaskan bahwa komplikasi kronis sindrom Stevens-Johnson dapat berkembang beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah episode akut. Kerusakan mata, yang timbul dari jaringan parut kornea, adalah komplikasi yang paling sering. Minta pasien datang menemui petugas kesehatan jika memiliki keluhan yang berkaitan dengan gejala sisa sindrom Stevens-Johnson.[1,10,11]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit sindrom Stevens-Johnson dilakukan dengan pencatatan riwayat alergi dan obat yang menyebabkan alergi secara lengkap dan jelas pada rekam medis pasien. Perhatikan adanya risiko reaksi silang, sehingga hindari juga penggunaan obat dalam golongan yang sama dengan obat penyebab.
Apabila memungkinkan, hindari pemberian obat-obatan yang diketahui memiliki risiko tinggi ataupun sedang terkait sindrom Stevens-Johnson. Hal ini terutama dilakukan pada pasien dengan riwayat sindrom Stevens-Johnson. Dokter juga bisa mencegah sindrom Stevens-Johnson dengan tidak memberikan obat-obatan tanpa indikasi medis.[10]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta