Prognosis Sindrom Stevens-Johnson
Prognosis sindrom Stevens-Johnson atau Stevens-Johnson Syndrome tergantung dari luasnya permukaan tubuh yang terlibat. Semakin luas permukaan tubuh yang terlibat, semakin memburuk juga prognosis pasien. Komplikasi sindrom Stevens-Johnson dapat berupa infeksi bakteri sekunder, sepsis, hingga kegagalan organ.
Komplikasi
Komplikasi sindrom Stevens-Johnson dapat dibagi menjadi komplikasi akut ataupun komplikasi akibat gejala sisa.
Komplikasi Akut
Terganggunya integritas kulit pada sindrom Stevens-Johnson dapat menyebabkan dehidrasi karena peningkatan kehilangan cairan transkutan. Hal ini akan meningkatkan risiko pasien mengalami hipovolemia dan gagal ginjal akut.
Gangguan struktur kulit juga meningkatkan risiko hipotermia dan infeksi sekunder. Pasien bisa mengalami gagal organ, termasuk pada paru, hepar dan ginjal. Septisemia dan bakteremia adalah komplikasi akut yang paling berbahaya. Patogen penyebab yang paling sering adalah Staphylococcus aureus dan Pseudomonas sp.
Hipoksemia dan hipokapnia dapat disebabkan oleh rusaknya epitel bronkus dan trakea, sehingga pasien membutuhkan ventilasi mekanik.[1,11]
Komplikasi akibat Gejala Sisa
Komplikasi akibat gejala sisa pada mata dialami oleh 20-79% dan merupakan komplikasi tersering. Penderita dapat mengalami mata kering, sensasi mata seperti berpasir, simblefaron, trikiasis, gangguan tajam penglihatan, hingga kebutaan.
Komplikasi lain dapat berupa depapilasi lidah, penurunan persepsi rasa, striktur esofagus, anus, dan uretra. Sinekia genital juga dapat terjadi jika tidak diberi penanganan awal.
Kulit juga dapat mengalami dispigmentasi, hiperhidrosis, xerosis, alopesia, onikolisis, dan jaringan parut. Komplikasi ini bisa menetap selama bertahun-tahun.
Komplikasi sistem pernapasan dapat berupa bronkitis dan bronkiektasis. Pasien juga bisa mengalami gangguan produksi saliva yang mempengaruhi pH dan kondisi gigi geligi.[1,11]
Prognosis
Secara umum, semakin luas lesi yang dialami pasien, semakin buruk kemungkinan luaran klinis. Secara lebih spesifik, prognosis pasien sindrom Stevens-Johnson diukur dengan sistem skor Severity of Illness Score for Toxic Epidermal Necrolysis (SCORTEN). Komposisi penilaian SCORTEN terdiri dari:
- Usia >40 tahun
- Nadi > 120 kali per menit
- Keganasan
- Pelepasan epidermis >10% luas permukaan tubuh pada hari pertama perawatan di rumah sakit
- Kadar blood urea nitrogen >28 mg/dl
- Kadar glukosa >252 mg/dl
- Bikarbonat <20 meq/l
Setiap hasil positif diberi nilai 1, sehingga total nilai SCORTEN adalah 0 hingga 7. Skor lebih tinggi mengindikasikan prognosis yang lebih buruk. Angka kematian berdasarkan nilai SCORTEN adalah:
- 0-1: 3,2%
- 2: 12,1%
- 3: 35,3%
- 4: 58,3%
- 5-7: 90%
Adanya neutropenia, trombositopenia, dan keterlibatan organ juga merupakan indikator prognosis lebih buruk.[1,8]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta