Prognosis Toxic Epidermal Necrolysis
Prognosis toxic epidermal necrolysis (TEN) ditentukan oleh tingkat keparahan terkait komplikasi yang dialami dan dapat diprediksi dengan menggunakan alat ukur Severity of Illness Score for Toxic Epidermal Necrolysis (SCORTEN).[2,11]
Komplikasi
Komplikasi toxic epidermal necrolysis (TEN) dapat dibagi menjadi komplikasi yang disebabkan karena gangguan pada struktur kulit, dan juga komplikasi akibat gejala sisa.
Komplikasi karena Gangguan Struktur Kulit
Gangguan struktur kulit pada TEN dapat menyebabkan dehidrasi karena peningkatan kehilangan cairan transkutan. Komplikasi lain yang mungkin timbul adalah hipotermia dan infeksi sekunder karena gangguan fungsi kulit sebagai barrier yang menjaga suhu tubuh dan melindungi terhadap infeksi.
Komplikasi akibat Gejala Sisa
Komplikasi akibat penyakit TEN sebagian besar berkaitan dengan gejala sisa yang dapat melibatkan hampir semua sistem organ, mulai dari sistem integumen, mata, pernapasan, mulut, genitourinaria, dan gastrointestinal. Komplikasi terkait organ mata dialami oleh 20-79% dan merupakan komplikasi tersering. Penderita dapat mengalami mata kering, sensasi mata seperti berpasir, simblefaron, trikiasis, gangguan tajam penglihatan, hingga kebutaan.[11]
Pasca fase akut, kulit juga dapat mengalami dispigmentasi dan melanosit nevi. Tak jarang gangguan juga mengenai kuku dan rambut pada bagian kulit yang terkena. Komplikasi sistem pernapasan biasanya dapat berupa bronkitis kronis dan bronkiektasis. Komplikasi lain adalah gangguan produksi saliva yang mempengaruhi pH dan kondisi gigi geligi. Sinekia pada penderita juga menimbulkan dampak pada sistem genitourinaria karena menyebabkan dispareunia, adhesi, stenosis dan striktur uretra.[11]
Tabel 2. Komplikasi Toxic Epidermal Necrolysis
Organ/Sistem | Komplikasi |
Sistem integumen | ● Depigmentasi ● Melanositik nevi eruptif ● Onikolisis ● Onikodistrofi ● Penipisan rambut ● Pelepasan kuku |
Okular | ● Sindrom sicca ● Rasa berpasir pada mata ● Simblefaron ● Trikiasis ● Kebutaan ● Fibrosis subkonjungtiva ● Fotofobia |
Pernapasan | ● Bronkitis kronis ● Bronkiektasis ● Bronkiolitis obliterans ● Pneumonia terkait bronkiolitis obliterans ● Obstruksi saluran napas |
Rongga mulut | ● Sindrom sicca ● Berkurangnya aliran saliva dan ph ● Penyakit periodontal ● Inflamasi gingiva ● Sinekia ● Ketidaknyamanan rongga mulut |
Sistem genitourinaria | ● Dyspareunia ● Adhesi ● Stenosis introital ● Vulvovaginitis atau balanitis erosive ● Erosi urethra ● Striktura genitourinaria |
Sistem gastrointestinal | ● Striktura esofagus |
Prognosis
Mortalitas penderita TEN berkisar 25-30% dan biasanya kematian terjadi karena sepsis yang menyebabkan kegagalan multiorgan. Selain sepsis, penderita juga bisa mengalami perdarahan saluran cerna, emboli paru, infark miokard, dan edema paru yang juga dapat berujung pada kematian. [11]
Untuk membantu prediksi prognosis penderita, dapat dilakukan pengukuran menggunakan Severity of Illness Score for Toxic Epidermal Necrolysis (SCORTEN). SCORTEN terdiri dari beberapa komponen faktor yang dianggap mempengaruhi prognosis penderita, antara lain:
- Usia >40 tahun
- Nadi > 120 kali per menit
- Keganasan
- Pelepasan epidermis >10% luas permukaan tubuh pada hari pertama perawatan di rumah sakit
- Kadar blood urea nitrogen >28 mg/dl
- Kadar glukosa >252 mg/dl
- Bikarbonat <20 meq/l[2,11,14]
Setiap faktor yang dimiliki penderita akan diberikan skor 1 dan hasil skor akan diakumulasi untuk mendapatkan besaran prediksi angka mortalitas. Semakin besar nilai SCORTEN, kemungkinan mortalitas juga akan semakin meningkat.[2,14]
Tabel 3. Prediksi Angka Mortalitas Berdasarkan Nilai SCORTEN
Skor SCORTEN | Prediksi Mortalitas (dalam %) |
0 | 1,2 |
1 | 3,9 |
2 | 12,2 |
3 | 32,4 |
4 | 62,2 |
5 | 85 |
6 | 95,1 |
7 | 98,5 |
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri