Pendahuluan Karsinoma Sel Basal
Karsinoma sel basal (KSB) atau dikenal juga sebagai basal cell carcinoma, merupakan kanker kulit non melanositik yang berasal dari sel basal. Sel basal merupakan sel berukuran kecil dan berbentuk bulat yang terletak pada lapisan bagian bawah epidermis.[1,2,6]
KSB adalah salah satu karsinoma kulit nonmelanoma dan memiliki ciri khas paling sering ditemukan pada daerah kulit yang terpapar oleh matahari, tumbuh lambat, dan jarang metastasis (0.028-0.55%). Pasien dengan karsinoma sel basal (KSB) umumnya mengeluhkan benjolan atau luka yang tidak kunjung sembuh yang terus membesar dan berdarah bila terkena trauma.[1,2]
KSB umumnya merupakan lesi papul atau nodul warna kulit atau warna pink mengkilap disertai telangiektasia superfisial, yang perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologis menggunakan biopsi. Meski demikian, terdapat beberapa subtipe KSB yaitu KSB nodular, infiltratif, mikronodular, morpheaform, superfisial. Subtipe lain yang jarang ditemukan adalah KSB tipe meta tipikal, KSB tipe infundibulo kistik, KSB tipe folikular, KSB tipe pleomorfik.[4]
Pemeriksaan laboratorium dan radiologi dilakukan bila terdapat kecurigaan penyakit bersifat ekstensif dan terdapat metastasis.[6]
Pemilihan tatalaksana pada tumor ini didasarkan pada faktor risiko rekurensi. Modalitas tatalaksana KSB dapat berupa tatalaksana operatif dan non-operatif. Tatalaksana secara operatif dapat dilakukan dengan cara kuretase dan cauter, cryosurgery, eksisi, dan operasi mikrografik. Modalitas tatalaksana non operatif adalah radioterapi, fotodinamik topikal, fluorouracil topikal, dan interferon alfa intralesi.[3,6]
Secara umum penyakit ini memiliki prognosis yang baik, tetapi bila dibiarkan terlalu lama maka dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan dan kerusakan yang bersifat permanen. KSB merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan pada manusia, tetapi hanya menyebabkan mortalitas sebesar 0,1%.
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja