Edukasi dan Promosi Kesehatan Skleroderma
Edukasi yang perlu diberikan kepada pasien yakni informasi mengenai perjalanan penyakit skleroderma yang bersifat kronis, tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol, dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pengobatan.[3]
Edukasi Pasien
Edukasi yang perlu diberikan kepada pasien adalah informasi mengenai penyakit skleroderma yang bersifat kronis dan tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol.
- Pasien harus diwajibkan untuk rutin kontrol ke dokter yang menangani, dan pada kondisi skleroderma sistemik, kemungkinan besar kasus sifatnya multidisiplin sehingga dapat ditangani oleh dokter dari spesialisasi yang berbeda-beda misalnya dari spesialisasi jantung, paru, gastroenterologist, nefrologi, endokrin, vaskular dan wound care specialist
- Pada skleroderma lokal, perlu dijelaskan bahwa lesi atau pengerasan kulit biasanya hanya berlangsung selama 2 tahun, dan tidak akan meluas ke bagian tubuh lain
- Pasien harus waspada dan berhati-hati pada saat olahraga terutama pada skleroderma sistemik dengan keterlibatan jantung-paru, karena penyakit jantung-paru adalah penyebab kematian terbesar pada skleroderma
- Pasien perlu mengamati fenomena Raynaud mereka dengan seksama dan perlu melakukan modifikasi gaya hidup seperti menghindari asap rokok, menghangatkan tangan dalam cuaca/lingkungan dingin, dan mencari adanya tanda ulserasi pada ujung jari
- Pasien diminta untuk selalu memantau tekanan darah setiap minggu, khususnya pada skleroderma dengan keterlibatan ginjal, agar dapat menyaring krisis ginjal skleroderma
- Pasien perlu dijelaskan mengenai pemilihan terapi yang sesuai dengan kondisi yang dialami, dan tak jarang membutuhkan waktu yang lama juga untuk menjalankan proses terapi[1,3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak banyak yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit skleroderma. Hal ini dilatarbelakangi oleh etiologinya yang masih belum jelas dan dimengerti sepenuhnya.
Namun, terdapat upaya yang mungkin bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ini yakni dengan menghindari paparan dari faktor-faktor lingkungan seperti paparan silika, pelarut organik (vinyl chloride, trikloroetilen, resin epoksi, benzena, dan karbon tetraklorida), paparan radiasi atau radioterapi, trauma, infeksi virus (sitomegalovirus, parvovirus B19), obat-obatan tertentu (bleomisin, pentazokin, kokain).[1,3]