Diagnosis Tinea Fasialis
Diagnosis dari tinea fasialis umumnya dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan mikroskopik dapat meningkatkan akurasi diagnosis. [1]
Anamnesis
Pada kasus tinea fasialis, pasien memiliki keluhan utama berupa bercak pada area wajah di luar area yang berjenggot. Lesi sering digambarkan oleh pasien awalnya berbentuk bulat dan lama kelamaan meluas berbentuk seperti cincin. Pasien juga dapat menggambarkan bercak yang terlihat seperti bersisik. Bercak dapat tunggal dan meluas, atau bertambah jumlahnya di bagian wajah lain atau bagian tubuh lain apabila berlangsung lama. Lokasi lesi pada kebanyakan kasus ada di area pipi, namun bisa juga terjadi pada area lain seperti kelopak mata dan daerah submandibular.
Keluhan lain yang berkaitan dengan hampir semua kasus adalah adanya rasa gatal yang ringan, namun ketiadaan keluhan gatal tidak menyingkirkan diagnosis. Pada anak, tinea fasialis sering terabaikan dan disalahartikan sebagai eksim atau ruam yang terjadi karena alergi, terutama pada anak-anak yang memiliki riwayat atopi. Orang tua biasanya akan membawa anaknya ke dokter karena tidak adanya perbaikan pada ruam atau ruam yang bertambah parah setelah penggunaan kortikosteroid atau emolien topikal.[18-20]
Riwayat penyakit dahulu berupa riwayat infeksi jamur pada wajah perlu digali, termasuk riwayat infeksi jamur di bagian tubuh lain. Riwayat penyakit lain yang diderita terutama yang berhubungan dengan supresi imun, seperti HIV, pengobatan dengan kortikosteroid, malnutrisi, limfoma, penyakit Cushing, diabetes, atau atopi perlu ditanyakan. Riwayat infeksi jamur kulit pada keluarga atau orang yang tinggal satu rumah juga perlu diinvestigasi.
Faktor risiko seperti higienitas dapat digali oleh dokter melalui pertanyaan mengenai bagaimana pasien menjaga kebersihan diri dan seberapa sering pasien mencuci baju, masker kain, handuk, atau aksesoris lain yang dikenakan di tubuh. Tanyakan pula hewan peliharaan atau hewan ternak apa saja yang ada di sekitar pasien. Riwayat sosioekonomi seperti di mana pasien tinggal, bagaimana kelembaban dan cuaca di lokasi pasien, dan apakah pasien tinggal di tempat yang padat penduduk juga membantu menilai risiko. [4,5,9-11]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tinea fasialis sering tidak khas dan menyerupai lesi lain. Dikarenakan anatomi wajah yang kompleks, lesi tidak selalu khas seperti lesi yang biasanya tampak pada tinea corporis.
Dari inspeksi akan tampak lesi eritematosa tunggal atau multipel dengan atau tanpa struktur annular. Lesi yang mirip dengan tinea corporis dapat berupa patch eritema dengan bentuk anular atau serpiginosa yang disertai dengan skuama. Batas tampak tegas dan merupakan lesi yang aktif, terkadang terdapat papul, vesikel, atau krusta. Tampilan papul, vesikel, dan krusta sering disalahartikan dengan lesi lain, sehingga pemeriksaan penunjang perlu dipertimbangkan.
Papul seringkali terjadi apabila dermatofita menginfeksi folikel rambut. Berdasarkan patogennya, organisme zoofilik seperti T verrucosum atau T mentagrophytes merupakan patogen yang paling sering menghasilkan erupsi pustular dengan pembentukan krusta atau kerion.
Regio yang paling banyak terinfeksi oleh tinea fasialis adalah area pipi, diikuti oleh hidung, periorbital, dagu, dan dahi. Perlu juga dilakukan pemeriksaan di regio lain seperti regio kepala dan anggota badan untuk mencari infeksi dermatofita lain, seperti tinea kapitis dan tinea corporis.[1,5,18-20]
Diagnosis Banding
Lesi pada tinea fasialis terutama pada anak-anak tidak selalu khas, sering kali mirip dengan lesi lain pada wajah sehingga dokter dapat memiliki banyak diagnosis banding. Diagnosis banding tinea fasialis antara lain dermatitis atopik, dermatitis kontak, lupus eritematosus discoid, dan herpes zoster.
Dermatitis Atopik
Pada dermatitis atopik, terdapat riwayat atopi baik pada pasien sendiri ataupun keluarga pasien. Lesi pada dermatitis atopik jarang berbentuk lingkaran. Dapat dibedakan secara lebih pasti dengan pemeriksaan kerokan kulit yang ditetesi kalium hidroksida (KOH).
Dermatitis Kontak
Pada dermatitis kontak, komposisi lesi akan sesuai dengan benda yang menghasilkan reaksi alergi. Contohnya, bila menggunakan masker yang menyebabkan dermatitis kontak pada pasien, maka lesi akan sesuai dengan bentuk masker yang menyentuh kulit.
Lupus Eritematosus Diskoid
Pada lupus eritematosus diskoid, lesi terdapat pada area yang terekspos cahaya matahari, dengan lesi anular yang multipel dan lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria (rasio 3:1).
Herpes Zoster
Lesi pada tinea fasialis terdistribusi secara asimetris dan bersifat acak, berbeda dengan herpes zoster yang distribusinya terbatas pada dermatoma yang terkena.[1,18,19,21]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis tinea fasialis yaitu pemeriksaan mikroskopis dengan kerokan kulit dan KOH, serta kultur.[1]
Pemeriksaan Mikroskopis
Sampel kerokan kulit yang diambil dari lesi aktif, ditetesi larutan KOH 10-20%. Setelah preparat dihangatkan sebentar, spesimen dapat diamati di bawah mikroskop cahaya. Akan didapatkan gambaran hifa bercabang.[1,18]
Kultur Fungi
Kultur fungi berguna untuk mengidentifikasi patogen penyebab. Kultur untuk mendiagnosis patogen penyebab tinea fasialis dilakukan pada media agar Sabouraud dengan tambahan sikloheksimid dan chloramphenicol agar menginhibisi pertumbuhan bakteri dan kontaminan lain. Waktu yang dibutuhkan bisa berlangsung hingga 2 minggu. Kultur negatif belum dapat dikonfirmasi apabila belum melalui masa inkubasi selama 6 minggu. Terapi dapat segera diberikan setelah diagnosis klinis, tanpa harus menunggu hasil kultur. [1,18]
Pemeriksaan Histologis
Walaupun dapat membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan histologis jarang diperlukan. Tampilan yang terlihat dapat bervariasi mulai dari adanya spongiosis fokal ringan hingga dermatitis psoriasiform spongiotik kronis dengan infiltrat inflamasi dermal campuran dan terdapat jamur di lapisan yang terkornifikasi. Evaluasi histopatologi rutin dilakukan dengan pewarnaan hematoksilin-eosin yang akan menampilkan elemen jamur pada kulit, namun pewarnaan Periodic acid-Schiff (PAS) lebih direkomendasikan untuk visualisasi yang lebih baik. Hifa dapat terdeteksi di stratum korneum epidermis. Rambut dan folikel dapat terinfeksi juga terutama oleh T rubrum atau Trichophyton verrucosum.[1]