Epidemiologi Ginekomastia
Data epidemiologi menunjukkan bahwa awitan tertinggi ginekomastia terjadi pada usia 13-14 tahun. Prevalensi menurun seiring bertambahnya usia, dan kembali meningkat pada usia 65 tahun ke atas.[1,7]
Global
Secara global, ginekomastia paling sering ditemukan pada 3 kelompok usia pada populasi laki-laki, yakni bayi baru lahir (60-90%), awal masa remaja atau pubertal (69%s), dan lansia (25%). Onset tertinggi ada pada usia 13-14 tahun. Prevalensi menurun seiring bertambahnya usia, dan kembali meningkat pada usia 65 tahun ke atas.[1,7]
Berdasarkan sebuah penelitian oleh Koch et al dari Danish National Patient Registry pada tahun 2019, terdapat sebanyak 2,89 juta laki-laki yang berobat di Rumah Sakit umum maupun swasta di Denmark dengan ginekomastia. Selain itu, dari penelitian yang sama angka kejadian ginekomastia dilaporkan sebesar 3,4 per 10.000 laki-laki per tahun. Kelompok usia terbanyak adalah 16-20 tahun dan 61-80 tahun.[8]
Indonesia
Hingga saat ini belum tersedia data yang dapat menggambarkan prevalensi ginekomastia di masyarakat Indonesia.
Mortalitas
Kondisi ginekomastia sendiri tidak berbahaya dan tidak menyebabkan mortalitas, kecuali pada sebagian kecil kasus yang mengalami perubahan menjadi suatu kanker payudara, misalnya pada kasus ginekomastia pada sindrom Klinefelter. Kanker payudara pada laki-laki adalah kasus yang cukup jarang ditemui, tetapi angka mortalitas menjadi tinggi dan prognosis menjadi buruk bila diagnosis tertunda.[3,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Johannes Albert B.