Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Ginekomastia general_alomedika 2024-02-12T09:38:47+07:00 2024-02-12T09:38:47+07:00
Ginekomastia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Ginekomastia

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Berdasarkan etiologi, ginekomastia bisa dibagi menjadi dua, yakni fisiologis dan patologis. Ginekomastia fisiologis disebabkan oleh perubahan hormon pada masa tertentu dalam kehidupan, misalnya pubertas dan lansia. Sementara itu, ginekomastia patologis bisa timbul akibat orchitis viral, sindrom Klinefelter, dan sindrom aromatase berlebih.[3,4,6]

Ginekomastia Fisiologis

Secara fisiologis, pria dapat mengalami ginekomastia pada tiga fase dalam hidupnya, yaitu newborn gynecomastia, adolescent/ pubertal gynecomastia, dan senescent gynecomastia.[3,4,6]

Ginekomastia pada Neonatus

Newborn gynecomastia terjadi segera setelah lahir, akibat peningkatan kadar estrogen maternal yang didapat melalui jalur trans-plasenta yang berasal dari ibu. Kondisi ini juga bisa berkaitan dengan peningkatan konversi prekursor hormon steroid menjadi steroid seks dan lonjakan gonadotropin pada bayi baru lahir. Kondisi ini biasanya menghilang pada saat bayi berusia 1 tahun.[3,4,6]

Ginekomastia Pubertal

Adolescent atau pubertal gynecomastia terjadi pada masa pubertas. Kondisi ini terjadi akibat kelenjar pituitari yang melepaskan gonadotropin dan merangsang produksi testosteron testis belum sempurna, maupun akibat peningkatan  enzim aromatase yang ada di otot, kulit dan jaringan adiposa, menyebabkan konversi hormon androgen menjadi estrogen dan estron meningkat. Ginekomastia pubertas biasanya menghilang dalam 1-3 tahun setelah awitan.[3,4,6]

Ginekomastia pada Lansia

Senescent gynecomastia terjadi pada pria usia lanjut. Kondisi ini disebabkan penurunan produksi testosteron seiring bertambahnya usia. Selain itu, sex-hormone binding globulin (SHBG) meningkat pada pria usia lanjut, dimana SHBG mengikat testosteron lebih kuat daripada estrogen sehingga rasio estrogen yang beredar dalam darah meningkat.[3,4,6]

Ginekomastia Patologis

Ginekomastia patologis atau sekunder secara garis besar disebabkan oleh peningkatan produksi dari estrogen dan penurunan produksi dari testosteron akibat peningkatan aromatisasi dan tingginya kadar estrogen. Ginekomastia juga bisa terjadi akibat efek samping obat.[3,4,6]

Ginekomastia Sekunder

Beberapa kondisi atau penyakit yang bisa menyebabkan ginekomastia antara lain:

  • Penyakit yang meningkatkan extraglandular aromatization, seperti penyakit hepar kronis, gangguan fungsi ginjal, malnutrisi, hipertiroid, tumor adrenal
  • Penyakit yang menurunkan produksi testosteron dan meningkatkan resistensi androgen, seperti tumor testis, orchitis berat, trauma atau radiasi pada skrotum, atrofi testis karena spinal cord disorder, penderita HIV

  • Hipogonadisme sentral, misalnya kelainan kromosom sindrom Klinefelter, hiperprolaktinemia yang berefek pada hipotalamus
  • Penyakit yang menyebabkan peningkatan hCG (human chorionic gonadotropin), seperti pada kanker paru, kanker ginjal, kanker traktus gastrointestinal, dan tumor hipofisis[3,4,6]

Ginekomastia Akibat Obat

Berikut ini adalah obat yang menyebabkan ginekomastia:

  • Antiandrogen atau inhibitor sintesis androgen: cyproterone acetate, flutamide, bicalutamide, nilutamide, finasteride, dutasteride, spironolactone

  • Obat kemoterapi: methotrexate, alkaloid vinca, imatinib
  • Obat jantung dan antihipertensi: verapamil, nifedipine, diltiazem, captopril, enalapril, digoxin, amiodarone, metildopa, reserpine, nitrat
  • Obat hormon: androgen, steroid anabolik, estrogen, hormon pertumbuhan, gonadotropin korionik
  • Obat psikoaktif: haloperidol, diazepam, antidepresan trisiklik, phenothiazines
  • Obat untuk penyakit infeksi : indinavir, isoniazid, ethionamide, griseofulvin, minocycline, metronidazole, ketoconazole

  • Penyalahgunaan obat: amfetamin, heroin, methadone, alkohol, marijuana

  • Lainnya: teofilin, omeprazole, auranofin, dietilpropion, domperidone, penicillamine, sulindac, heparin, methotrexate[4]

Faktor Risiko

Obesitas dan konsumsi alkohol berlebih diduga berperan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya ginekomastia. Dalam salah satu penelitian, indeks massa tubuh berkorelasi dengan diameter payudara dan terjadinya ginekomastia. Hal ini disebabkan extraglandular aromatization di jaringan lemak sehingga mengubah testosteron dan androstenedion menjadi estradiol.

Peningkatan deposisi lemak pada area payudara akibat penambahan berat badan juga dapat memberikan gambaran pseudogynecomastia. Sedangkan konsumsi alkohol berlebih dapat meningkatkan aktivitas aromatase.[3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Johannes Albert B.

Referensi

3. Kanakis GA, Nordkap L, Bang AK, et al. EAA clinical practice guidelines- gynecomastia evaluation and management. Andrology. 2019; 7(6): 778-793.
4. Ansstas G. Gynecomastia. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/120858-overview#a1
6. Swerdloff RS, Ng JCM. Gynecomastia: Etiology, Diagnosis, and Treatment. NCBI. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279105/

Patofisiologi Ginekomastia
Epidemiologi Ginekomastia

Artikel Terkait

  • Pemeriksaan Endokrinologi pada Adolescent Gynecomastia
    Pemeriksaan Endokrinologi pada Adolescent Gynecomastia
Diskusi Terkait
dr.Rahayu Mentari
Dibalas 10 Maret 2025, 17:24
Diagnosis dan tatalaksana payudara bengkak pada laki-laki
Oleh: dr.Rahayu Mentari
2 Balasan
Alo Dokter, Lk usia 22 thn mgluhkan bgkak pd payudr kanan.. bgkak sebsar aerola.. bgkak/bnjolan bisa di goyang. nyeri jika di tekan papila nya.. mohon...
Anonymous
Dibalas 08 Agustus 2023, 08:44
Benjolan nyeri di payudara anak laki-laki
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin diskusi ny dok.. anak laki2 usia 14 thun dtg dengn keluhan nyeri di payuda kiri krg lbih smggu. ketika d periksa teraba bnjolan disekitar pingir aerola...
dr. Nurul Falah
Dibalas 07 September 2021, 16:19
Ginekomastia, kapan diindikasikan untuk menjalani pembedahan - Bedah Plastik Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dr. Erythrina Permata Sari, Sp.BP-RE(K), izin bertanya dokter.Untuk kasus ginekomastia, apakah pasien bisa langsung menjalani pembedahan? Ataukah pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.