Edukasi dan Promosi Kesehatan Diabetes Mellitus Tipe 2
Edukasi dan promosi kesehatan perlu dilakukan pada diabetes mellitus tipe 2 karena penatalaksanaan yang bersifat komprehensif, meminum obat secara teratur, serta kontrol rutin secara berkala merupakan kunci untuk menjaga gula darah pasien tetap stabil sehingga menurunkan risiko komplikasi.
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan dengan mengedukasi pola makan sehat, olahraga teratur, dan saran menurunkan berat badan bagi mereka yang overweight dan obesitas. Memperbaiki faktor risiko yang dapat dimodifikasi merupakan kunci pencegahan DM tipe 2.
Edukasi Pasien
Pasien perlu diedukasi bahwa diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang belum dapat disembuhkan namun dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan teratur. Pasien juga perlu diedukasi mengenai gejala hipoglikemia dan penanganannya. DM tipe 2 dapat dikontrol sehingga tidak menyebabkan komplikasi seperti retinopati diabetik, sindrom koroner akut dan stroke.
Pasien perlu diedukasi untuk menghindari gula dan asupan lemak jenuh, alkohol dan untuk berhenti merokok. Pasien perlu menjaga berat badannya di kisaran indeks massa tubuh (IMT) normal serta berolahraga secara teratur, setidaknya 30 menit selama 3 kali seminggu.
Pasien perlu dimotivasi untuk minum obat secara terus-menerus walau tidak merasa sakit, kontrol rutin setiap 3-6 bulan, dan melakukan pemeriksaan kaki dan mata secara berkala.
Selain itu, pasien dengan komplikasi ulkus diabetik disarankan untuk membersihkan luka dan kontrol rutin untuk debridemen luka.[3,20]
Diet
Diet yang disarankan pada pasien dengan DM tipe 2 adalah diet dengan jumlah kalori per hari sesuai berat badan ideal (BBI) dengan komposisi karbohidrat sebesar 45%-65%, lemak 20-25%, dan pembatasan protein bagi mereka dengan diabetik nefropati.[20]
Pasien dengan diabetik nefropati disarankan untuk mendapat protein sebanyak 0,8 gr/kgbb per hari atau 10% dari kebutuhan energi, atau bila sudah menjalani dialisis dapat menjadi 1-1,2 gr/kgBB per hari. Selain itu, serat yang disarankan adalah 20 sampai 35 gram per hari dan natrium kurang dari 1500 mg per hari.[20]
Pemeriksaan Fisik Mandiri dan Perawatan Ulkus Diabetik
Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien dengan DM tipe 2, terutama yang kadar gula darahnya tidak terkontrol. Edukasi pasien untuk selalu memperhatikan adanya lesi, terutama bagian kaki.[27]
Lesi yang timbul dapat sangat sederhana, dari timbulnya penurunan sensasi atau pulsasi, eritema atau bagian yang lebih hangat dari kulit sekitarnya, ulkus kecil, sampai vesikel dan ulkus yang besar. Identifikasi lesi pada kaki dapat dibantu dengan cermin.[27,31]
Selain itu, pasien juga harus diedukasi untuk menggunakan pelindung kaki, seperti sandal tertutup dan kaos kaki. Pada keadaan tertentu, pasien juga memerlukan alas kaki yang custom atau dibuat khusus. Pada pasien dengan luka diabetik yang sudah ada, perawatan luka setiap hari minimal pagi dan sore harus dilakukan. Maka dari itu, tenaga kesehatan harus mengajarkan cara membersihkan luka yang baik.[27,31]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Promosi kesehatan untuk diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) mencakup promosi gaya hidup sehat, pola makan, serta berolahraga secara teratur (terutama latihan aerobic dan resistance), serta berhenti merokok.[6]
Pola makan yang dianjurkan untuk mencegah terjadinya DM tipe 2 adalah makan 3 kali sehari, dengan makanan selingan buah, dan total kalori per hari sesuai berat badan ideal (BBI). Komposisi makanan harus seimbang dan karbohidrat yang dimakan sebaiknya yang berserat tinggi.[20]
Kebiasaan menyusui setelah melahirkan, dilaporkan menurunkan risiko DM tipe 2. Studi meta analisis yang melibatkan 1.238 wanita menunjukkan bahwa, laktasi menurunkan risiko DM tipe 2 sebanyak 9 sampai 11% per tahun.[32]
Beberapa ahli juga menganjurkan skrining diabetes mellitus tipe 2 pada anak dan remaja. Namun, hal ini masih memerlukan studi lebih lanjut untuk menilai kelebihan dan kekurangannya.
Program Olahraga
Program olahraga secara teratur dapat dilakukan 3 sampai 5 hari seminggu selama 30 sampai 45 menit per latihan, dengan total 150 menit per minggu, dengan jeda latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Olahraga yang dianjurkan adalah latihan aerobik, seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang.[20]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH