Patofisiologi Grave's Disease
Patofisiologi Graves’ disease atau penyakit Graves melibatkan adanya thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI) atau juga dikenal sebagai thyroid-stimulating antibody (TSAb).[1,2]
Autoimunitas pada Grave’s Disease
Limfosit B mensintesis thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI) di dalam sel tiroid. Limfosit B dirangsang oleh limfosit T yang disensitisasi oleh antigen pada kelenjar tiroid. Thyroid-stimulating immunoglobulin berikatan dengan thyroid-stimulating hormone receptor (TSH-R) pada membran sel tiroid dan merangsang efek TSH. Hal ini memicu sintesis hormon tiroid dan pertumbuhan kelenjar tiroid. Hasil akhirnya adalah hipertiroidisme dan tiromegali.[1]
Efek antibodi ini diperankan oleh isotop IgG1 dan berikatan dengan epitop TSH-R ekstraseluler yang terdiri dari leusin. TSH-R ini juga berinteraksi dengan reseptor IgF1 pada permukaan sel tiroid dan fibroblast orbita. Stimulus TSI yang berikatan dengan reseptor tirotropin atau TSH-R akan meningkatkan produksi siklik AMP intraseluler yang mengakibatkan pertumbuhan sel tiroid dan produksi hormon tiroksin berlebih.[2]
Beberapa faktor lain, termasuk kehamilan, kelebihan yodium, infeksi, stres, merokok, dan interferon alfa memicu respons imun pada gen yang rentan hingga akhirnya menyebabkan Grave’s disease.[1]
Oftalmopati pada Grave’s Disease
Oftalmopati pada Grave’s disease disebabkan oleh peradangan, proliferasi sel, serta peningkatan pertumbuhan otot ekstraokular, jaringan ikat, dan adiposa retroorbital karena aksi TSAb dan sitokin yang dilepaskan oleh limfosit T sitotoksik. Sitokin dan antibodi perangsang tiroid ini mengaktivasi fibroblas periorbital dan preadiposit, menyebabkan sintesis glikosaminoglikan (GAG) hidrofilik berlebih dan pertumbuhan lemak retroorbital.
Glikosaminoglikan menyebabkan pembengkakan otot dengan menarik air. Perubahan ini menimbulkan proptosis, diplopia, kongesti, dan edema periorbital. Jika tidak diobati, akhirnya menyebabkan fibrosis otot yang tidak dapat diubah.[1]
Mekanisme Munculnya Gejala Lain
Patogenesis manifestasi langka lainnya dari Grave’s disease, seperti miksedema pretibial dan acropachy tiroid kurang dipahami. Beberapa ahli menduga manifestasi ini berkaitan dengan stimulasi fibroblas yang dimediasi sitokin.
Banyak gejala hipertiroidisme seperti takikardia, berkeringat, tremor, dan lid lag dianggap terkait dengan peningkatan sensitivitas terhadap katekolamin.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta