Edukasi dan Promosi Kesehatan Grave's Disease
Edukasi dan promosi kesehatan pada Grave's disease atau penyakit Graves ditekankan agar pasien mengikuti protokol tata laksana secara disiplin karena obat antitiroid perlu dikonsumsi jangka panjang, umumnya 12-18 bulan.[1,2]
Edukasi Pasien
Pasien dengan Grave’s disease perlu diedukasi untuk rutin mengonsumsi obat antitiroid sesuai anjuran dokter. Prophythiouracil (PTU), carbimazole (CBZ), dan methimazole merupakan obat antitiroid yang paling sering digunakan. Jelaskan pada pasien untuk mengonsumsi obat sesuai dengan dosis dan frekuensi yang diminta dokter. Sampaikan bahwa terapi umumnya memerlukan waktu 12-18 bulan. Selama terapi, minta pasien untuk melakukan kontrol rutin.
Jelaskan pada pasien bahwa terapi dengan antitiroid merupakan lini pertama. Apabila terapi antitiroid tidak memberi respon adekuat, sampaikan bahwa terapi iodin radioaktif atau pembedahan mungkin diperlukan.
Jelaskan pada pasien mengenai risiko dari terapi. Ini mencakup kemungkinan hipotiroid dan rekurensi. Jelaskan juga risiko apabila terapi tidak dilakukan, yakni tirotoksikosis berat, thyroid storm atau badai tiroid, gagal jantung, gagal napas, aritmia, disseminated intravascular coagulation, perforasi gastrointestinal, sindrom otak hipoksia, sepsis, hingga kematian.
Makanan tinggi iodin dapat mengakibatkan kadar tiroksin yang semakin tinggi, sehingga pasien sebaiknya disarankan untuk mengurangi diet tinggi iodin.
Pasien dengan komplikasi oftalmopati perlu disarankan untuk melakukan perawatan mata, seperti penggunaan air mata buatan dan tetes mata steroid, untuk mencegah kekeringan dan inflamasi pada bola mata. Penggunaan kacamata dapat mengurangi keluhan silau akibat cahaya matahari dan penglihatan ganda.[1,2,7]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Faktor risiko utama dari Grave’s disease adalah faktor genetik, sehingga pencegahan dan deteksi dini mungkin diperlukan pada pasien yang memiliki riwayat keluarga Grave’s disease. Faktor risiko lain mencakup stres, merokok, infeksi, dan paparan yodium tinggi. Risiko Grave's disease juga meningkat pasca persalinan dan setelah terapi antiretroviral (ART). Menjaga kesehatan dengan diet seimbang dan gaya hidup sehat diharapkan akan menurunkan risiko terkena Grave’s disease.
Pada pasien yang sudah terkena Grave’s disease, mengikuti regimen terapi dan kontrol rutin merupakan langkah pengendalian terbaik. Kebanyakan pasien dengan Grave’s disease dapat mengalami remisi dengan terapi adekuat. Meski demikian, hipertiroid yang tidak terkontrol atau tidak diobati akan meningkatkan risiko komplikasi lebih lanjut.[1,2,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta