Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Hiperprolaktinemia general_alomedika 2023-04-06T09:00:13+07:00 2023-04-06T09:00:13+07:00
Hiperprolaktinemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Hiperprolaktinemia

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Etiologi hiperprolaktinemia dapat berupa kejadian fisiologis seperti kehamilan dan stimulasi puting, kejadian patologis seperti tumor pituitari, atau penggunaan obat-obat tertentu yang mengganggu sintesis, sekresi, dan ekskresi hormon prolaktin.

Etiologi Fisiologis

Etiologi fisiologis hiperprolaktinemia yang paling umum adalah kehamilan. Saat hamil, ada peningkatan level estrogen yang juga meningkatkan sekresi prolaktin. Hal ini akan menstimulasi perkembangan payudara selama hamil dan memproduksi ASI.

Proses menyusui bayi juga merupakan stimulus kuat untuk sekresi prolaktin yang kemudian menyebabkan hiperprolaktinemia fisiologis. Selain itu, olahraga, stres, tidur, dan aktivitas seksual juga dilaporkan sebagai etiologi fisiologis hiperprolaktinemia.[1,4]

Etiologi Patologis

Penyebab patologis hiperprolaktinemia dapat berupa penyakit kelenjar pituitari seperti prolaktinoma, penyakit Cushing, massa parasellar, dan akromegali. Selain itu, kondisi hiperprolaktinemia juga dapat disebabkan oleh penyakit hipotalamus seperti tumor, granuloma (sarkoidosis dan tuberkulosis), trauma kepala, dan penyakit histiositosis. Penyakit sistemik seperti sirosis hati, hipotiroidisme primer, polycystic ovarian syndrome (PCOS), dan gagal ginjal juga dapat menyebabkan hiperprolaktinemia.[1,5]

Etiologi Farmakologis

Beberapa jenis obat-obatan yang dapat menyebabkan hiperprolaktinemia adalah TRH (thyrotropin releasing hormone), estrogen, dan obat antipsikotik atau antagonis reseptor dopamin seperti risperidone dan haloperidol. Selain itu, antidepresan trisiklik dan selective serotonin receptor inhibitor (SSRI) seperti amitriptilin dan fluoxetine juga dapat menjadi penyebab.

Obat antiemetik seperti metoclopramide, domperidone, dan prochlorperazine, serta obat antikonvulsi seperti fenitoin juga dapat meningkatkan kadar prolaktin. Beberapa obat antihipertensi (verapamil, metildopa, labetalol), obat antihistamin H2 (cimetidine dan ranitidine), serta opioid (metadon, morfin, heroin) juga dapat menjadi etiologi.[1,5]

Faktor Risiko

Insiden hiperprolaktinemia lebih umum terjadi pada wanita di usia subur dibandingkan wanita di usia menopause. Wanita cenderung memiliki level serum prolaktin yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan lebih tingginya level estrogen. Usia tidak memengaruhi level serum prolaktin pada laki-laki. Pada pasien dengan pengobatan antipsikotik rutin, dosis antipsikotik yang semakin tinggi dilaporkan berkaitan dengan semakin tingginya juga level prolaktin.[6]

Referensi

1. Thapa S, Bhusal K. Hyperprolactinemia. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537331/
4. Samperi I, Lithgow K, Karavitaki N. Hyperprolactinemia. Journal of Clinical Medicine. 2019 Dec;8(12):2203.
5. Ilhan M, Turgut S. Evaluation of Patients with Hyperprolactinemia. Medical Journal of Islamic World Academy of Sciences. 2017 Apr;109(5635):1-6.
6. He S, Yu WJ, Wang X, et al. Risk factors of hyperprolactinemia induced by risperidone and olanzapine and their correlations with plasma glucose and lipids. General Psychiatry. 2020;33(4).

Patofisiologi Hiperprolaktinemia
Epidemiologi Hiperprolaktinemia

Artikel Terkait

  • Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
    Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
  • Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
    Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Juni 2020, 05:55
Penanganan seperti apa untuk menurunkan kadar hormon prolactin dan mengecilkan prolactinom pada kasus hiperprolaktinemia
Oleh: Anonymous
2 Balasan
selamat malam dok, izin bertanya terapi bromokriptin pada kasus hiperprolaktinemia, apakah diperbolehkan diberikan untuk terapi hiperprolaktinemia apabila yg...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.