Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Hiperprolaktinemia general_alomedika 2024-02-01T13:11:22+07:00 2024-02-01T13:11:22+07:00
Hiperprolaktinemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hiperprolaktinemia

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Metode penatalaksanaan pilihan untuk hiperprolaktinemia simtomatik adalah terapi medikamentosa dengan agonis dopamin. Sementara itu, pasien hiperprolaktinemia asimtomatik umumnya dapat diobservasi tanpa terapi. Bila hiperprolaktinemia disertai gejala berat akibat penekanan struktur anatomi oleh tumor pituitari, pembedahan dapat dipertimbangkan.[9]

Medikamentosa

Bromokriptin dan cabergoline adalah obat agonis dopamin yang umum digunakan untuk penatalaksanaan hiperprolaktinemia. Cabergoline merupakan obat pilihan pertama karena memiliki efek samping yang lebih minimal. Cabergoline memiliki durasi kerja yang cukup panjang sehingga dapat diberikan 1–2 kali dalam seminggu. Namun, untuk ibu hamil, bromokriptin lebih disarankan daripada cabergoline. Bromokriptin diberikan dalam dosis 1 kali sehari.

Dosis obat-obatan agonis dopamin dapat dikurangi secara bertahap hingga akhirnya dihentikan saat level serum prolaktin sudah normal dan tidak ada adenoma yang terdeteksi melalui pemeriksaan MRI setelah 2 tahun pengobatan rutin.

Pada kasus hiperprolaktinemia yang disebabkan oleh obat-obatan, penatalaksanaan dilakukan jika pasien menunjukkan gejala hiperprolaktinemia seperti hipogonadisme, osteoporosis, dan galaktorea. Obat-obatan pencetus hiperprolaktinemia perlu dihentikan sementara sembari memantau level prolaktin. Namun, pada kondisi di mana obat-obatan tidak dapat dihentikan, contohnya obat antipsikotik, maka perlu dicari jenis obat alternatif yang memiliki efek samping endokrin minimal.

Hiperprolaktinemia karena hipotiroid dapat diberikan terapi pengganti hormon tiroid untuk membantu menurunkan level serum prolaktin. Kasus tumor pituitari yang menyebabkan hiperprolaktinemia dapat diberikan terapi agonis dopamin dengan tujuan untuk menurunkan level prolaktin, mengurangi ukuran tumor, dan mengembalikan fungsi gonad sebelum mempertimbangkan prosedur pembedahan.[1,9,11]

Pembedahan dan Radioterapi

Pembedahan dan/atau radioterapi dilakukan pada kasus hiperprolaktinemia karena tumor pituitari. Namun, prosedur ini dilakukan pada kasus yang sudah resisten terhadap terapi agonis dopamin, kasus yang disertai gangguan visual, dan kasus dengan kompresi kiasma optikum.

Pembedahan endoskopik endonasal transsphenoidal merupakan metode bedah yang disarankan. Risiko yang dapat timbul dari pembedahan adalah infeksi lokal, kebocoran cairan serebrospinal, hipopituitarisme, dan diabetes insipidus.

Radioterapi sebaiknya hanya diberikan untuk pasien dengan kasus resisten atau keganasan karena memiliki efek samping seperti kerusakan saraf kranial, hipopituitarisme, atau remisi tumor kembali.[1,9,11,13]

Referensi

1. Thapa S, Bhusal K. Hyperprolactinemia. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537331/
9. Melmed S, Casanueva FF, Hoffman AR, et al. Diagnosis and treatment of hyperprolactinemia: an Endocrine Society clinical practice guideline. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 2011 Feb 1;96(2):273-88.
11. Molitch ME. Diagnosis and treatment of pituitary adenomas: a review. JAMA. 2017 Feb 7;317(5):516-24.
13. Aldahmani KM, AlMalki MH, Beshyah SA. A rational approach to the evaluation and management of patients with hyperprolactinemia. Ibnosina Journal of Medicine and Biomedical Sciences. 2020 Apr 1;12(2):90.

Diagnosis Hiperprolaktinemia
Prognosis Hiperprolaktinemia

Artikel Terkait

  • Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
    Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
  • Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
    Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Juni 2020, 05:55
Penanganan seperti apa untuk menurunkan kadar hormon prolactin dan mengecilkan prolactinom pada kasus hiperprolaktinemia
Oleh: Anonymous
2 Balasan
selamat malam dok, izin bertanya terapi bromokriptin pada kasus hiperprolaktinemia, apakah diperbolehkan diberikan untuk terapi hiperprolaktinemia apabila yg...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.