Penatalaksanaan Hipotiroid
Penatalaksanaan hipotiroid bertujuan untuk mencapai kadar thyroid stimulating hormone (TSH) yang normal, dan mencapai resolusi gejala fisik maupun mental pada pasien. Penatalaksanaan standar pasien hipotiroid adalah terapi pengganti hormon (thyroid hormone replacement) dengan pemberian hormon tiroid eksogen untuk mendukung atau menggantikan hormon tiroid endogen.[1,3]
Medikamentosa
Pemberian terapi pengganti hormon diindikasikan pada pasien hipotiroid yang memiliki kadar TSH >10 mU/L. Pasien dengan hipotiroid subklinis ringan (TSH antara 4‒10 mU/L) dan dengan gejala minimal atau asimptomatik dapat ditawarkan terapi pengganti hormon atau ditawarkan observasi rutin setiap tahun tanpa intervensi.
Levotiroksin
Progresivitas penyakit biasanya terjadi pada pasien dengan antibodi antitiroid peroksidase (anti-TPO) yang positif. Pemberian levotiroksin merupakan tata laksana standar pada pasien dengan hipotiroid.[12]
Dosis:
Dosis awal levotiroksin yang dapat diberikan adalah antara 50‒100 µg per hari yang dapat dititrasi berdasarkan hasil pemeriksaan fungsi tiroid.[4]
Berdasarkan Clinical Practice Guidelines for Hypothyroidism in Adults by American Association of Clinical Endocrinologists and the American Thyroid Association 2012, pemberian terapi harus dievaluasi dan dititrasi berdasarkan kadar TSH dan FT4 yang dilakukan setiap 4‒8 minggu setelah pemberian terapi inisial, setelah perubahan dosis, maupun setelah pemberian atau penghentian terapi lain yang mempengaruhi kadar tiroksin. [4]
Apabila kondisinya stabil, interval evaluasi dapat diperpanjang hingga 6 bulan dan setelah itu diperpanjang menjadi 12 bulan.[4]
Hindari Terapi Inadekuat:
Dokter perlu menghindari undertreatment (terapi inadekuat) maupun overtreatment yang justru menyebabkan hipertiroid. Kondisi hipertiroid akibat overtreatment dapat menyebabkan pasien mengalami osteoporosis atau fibrilasi atrium. Pasien yang menerima terapi pengganti hormon tiroid dalam jangka panjang membutuhkan pemeriksaan jantung dan osteoporosis.[4]
Evaluasi Terapi:
Pada saat evaluasi terapi pasien hipotiroid primer, terkadang dijumpai kadar FT4 yang meningkat. Hal ini tidak menjadi indikasi penurunan dosis tiroksin selama TSH masih berada dalam nilai rujukan. Kadar TSH merupakan parameter utama terapi hipotiroid primer. Namun, kadar TSH pada pasien hipotiroid sekunder umumnya mengalami abnormalitas sehingga pada kasus hipotiroid sekunder, pemeriksaan FT4 lebih disarankan sebagai parameter terapi.[4,12]
Pembedahan
Pembedahan sebenarnya jarang dibutuhkan bagi pasien hipotiroid dan lebih sering diperlukan oleh pasien hipertiroid. Namun, pembedahan diindikasikan bagi pasien dengan goiter berukuran besar yang mengganggu fungsi trakea dan esofagus.[3]
Terapi Suportif
Terapi suportif pada kasus hipotiroid biasanya diperlukan bagi pasien dengan komplikasi berat seperti koma miksedema. Terapi suportif untuk kasus ini harus dilakukan di intensive care unit (ICU) dengan manajemen cairan dan elektrolit, penggunaan ventilator bila terjadi gagal napas, pemberian vasopressor bila terjadi hipotensi, penanganan hipotermia dan terapi penyakit akut yang menyertai.[11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini