Patofisiologi Hipotiroid
Patofisiologi hipotiroid berkaitan dengan penurunan produksi hormon tiroid akibat kelainan lokal pada kelenjar tiroid sendiri maupun akibat kelainan hipotalamus atau kelenjar pituitari. Berkurangnya produksi hormon tiroid menyebabkan penurunan laju metabolisme dan terjadinya gejala-gejala hipotiroid.[3,4]
Aksis Hipotalamus Pituitari Tiroid
Pada kondisi normal, hipotalamus mensekresi thyrotropin releasing hormone (TRH) yang kemudian menstimulasi kelenjar pituitari untuk memproduksi thyroid stimulating hormone (TSH). TSH akan menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresi tiroksin (T4) dan juga sedikit triiodotironin (T3).
Normalnya kelenjar tiroid menghasilkan 100‒125 nmol T4 setiap harinya. Waktu paruh T4 adalah 7‒10 hari. T4 merupakan suatu prohormon yang akan dikonversi menjadi T3 (bentuk aktif dari hormon tiroid) di jaringan perifer oleh 5’-deiodination.
Kadar T3 dan T4 akan memberikan umpan balik negatif terhadap produksi TRH dan TSH. Gangguan struktur dan fungsi organ-organ yang terlibat dalam aksis ini dapat menyebabkan hipotiroid.[3,4]
Pengaruh Hormon Tiroid Terhadap Sistem Organ
Hormon tiroid mempengaruhi hampir seluruh sistem organ di dalam tubuh seperti sistem kardiovaskular, sistem saraf pusat, sistem saraf otonom, tulang, sistem gastrointestinal, dan juga metabolisme. Secara umum, pada saat hormon tiroid berikatan dengan reseptor intranuklear, terjadi aktivasi gen untuk meningkatkan laju metabolisme dan termogenesis. Peningkatan laju metabolisme meliputi peningkatan konsumsi energi dan oksigen. Berkurangnya hormon tiroid menyebabkan penurunan laju metabolisme.[5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini