Etiologi Malnutrisi
Etiologi malnutrisi adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi atau nutrisi. Hal ini dapat muncul akibat faktor diet yang kurang atau lebih, kesulitan ekonomi, kesulitan memperoleh bahan makanan, ataupun gangguan mental.
Malnutrisi dan Kaitannya dengan Kondisi Sosial-Ekonomi
Pada negara-negara berkembang, malnutrisi merupakan masalah yang kompleks dan memiliki penyebab yang beragam. Penyebab yang tersering adalah asupan nutrisi yang tidak adekuat dan penyakit kronik. Kedua faktor ini dikaitkan dengan kerawanan pangan, perawatan terhadap perempuan dan anak-anak yang kurang, pelayanan kesehatan yang tidak memadai, dan lingkungan yang tidak sehat. Isu-isu kesehatan ini muncul berkaitan dengan konflik, pendidikan yang kurang, kemiskinan, ketidaksetaraan gender, dan infrastruktur yang buruk.[7]
Kondisi sosioekonomi, politik, dan lingkungan ini sering ditemukan pada negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Oleh karena itu, malnutrisi yang disebabkan oleh ketidakcukupan suplai pangan lebih disebabkan oleh penyebab sosial dibandingkan biomedis. Misalnya, kualitas air, sanitasi, dan higienitas yang buruk dipercayai menyebabkan enteropati lingkungan yang menyebabkan malnutrisi akut pada kelompok anak.[4]
Selain itu, saat ini di Indonesia, seiring angka harapan hidup yang meningkat, perkembangan ekonomi yang cepat, dan tersedianya makanan tinggi lemak secara luas telah dikaitkan dengan peningkatan kasus overweight dan obesitas.[8]
Faktor Risiko
Malnutrisi merupakan penyakit yang multifaktorial. Malnutrisi dapat terjadi akibat masalah asupan, malabsorpsi, maupun peningkatan kehilangan dan metabolisme nutrisi.
Ketidakcukupan Asupan Nutrisi
Kurangnya asupan nutrisi sering kali terjadi akibat diet yang tidak seimbang. Selain itu, kurangnya asupan nutrisi juga dapat terjadi pada penyakit kronik. Hal ini akibat penurunan nafsu makan yang berkaitan dengan proses inflamasi yang terjadi.
Asupan nutrisi yang kurang juga dipengaruhi oleh kesulitan menyusui, pengabaian, masalah perilaku makan, serta adanya gangguan mekanis seperti disfungsi oromotor. Malnutrisi juga dapat muncul apabila ada keterlambatan perkembangan atau kognitif, emesis persisten, dan penyakit genetik seperti trisomi 21.
Malabsorpsi
Malnutrisi juga bisa berkaitan dengan malabsorpsi. Contoh kondisi malabsorpsi ini mencakup penyakit Celiac, esofagitis eosinofilik, dan insensitivitas atau intoleransi protein makanan. Malabsorpsi juga bisa timbul pada pasien dengan atresia bilier, gangguan hepar, inflammatory bowel disease, dan pasca pembedahan regio abdomen
Peningkatan Kehilangan (Loss) Nutrisi
Pada kondisi tertentu, seperti pada luka bakar, pasien dengan fistula enterokutan, dan diare kronis akibat buruknya sanitasi, malnutrisi sangat rentan terjadi akibat hilangnya makronutrien maupun mikronutrien. Bertambahnya kehilangan nutrisi yang berasal dari saluran gastrointestinal dapat terjadi karena muntah, diare, malabsorpsi, atau hilangnya integritas mukosa dari saluran pencernaan.
Peningkatan Kebutuhan Metabolisme
Peningkatan kebutuhan metabolisme dapat terjadi pada pasien dengan resistensi insulin, hipertiroid, dan penyakit kronis seperti penyakit jantung bawaan, insufisiensi paru, dan keganasan.
Penyebab Lain Malnutrisi
Pasien dengan penyakit kronis banyak yang mengalami gangguan makan seperti anoreksia atau ortoreksia nervosa yang juga dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi. Selain itu, tindakan pengobatan seperti radiasi, kemoterapi, maupun pemberian antibiotik jangka panjang juga dapat menyebabkan malnutrisi.[1,9,14]
Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah