Prognosis Malnutrisi
Prognosis pada malnutrisi bergantung derajat keparahan malnutrisi serta usia saat pasien mengalami malnutrisi. Malnutrisi pada anak, terutama usia balita, telah dikaitkan dengan komplikasi jangka panjang.
Komplikasi
Komplikasi malnutrisi terjadi pada seluruh organ tubuh, mengingat asupan nutrisi dan energi adalah kebutuhan dasar dari seluruh proses biokimiawi yang ada di dalam tubuh.
Komplikasi Malnutrisi
Komplikasi medis yang dapat terjadi pada malnutrisi akut berat adalah anoreksia, muntah yang tak tertahankan, demam tinggi, hipotermia, dan infeksi saluran pernapasan bawah. Pasien juga bisa mengalami anemia berat, lesi kulit, penurunan kesadaran, kejang, sepsis, dan gagal jantung.
Kondisi malnutrisi juga bisa menimbulkan hipoglikemia, hiponatremia, hipernatremia, hipokalemia, hipotermia, dan dehidrasi berat.[14,20-22]
Komplikasi Terapi
Terapi malnutrisi, yaitu pemberian makanan yang terlalu cepat dan dalam jumlah besar, dapat menyebabkan refeeding syndrome. Refeeding syndrome merupakan kondisi komplikasi metabolik yang ditandai dengan hipofosfatemia, hipokalemia, dan hipomagnesemia. Refeeding syndrome juga bisa ditandai dengan manifestasi defisiensi tiamin yang terjadi dalam beberapa jam hingga hari setelah pemberian kalori pada individu yang telah mengalami periode kekurangan gizi.
Gejala yang sering muncul akibat refeeding syndrome adalah takikadia, takipnea, edema, hipotensi, gagal jantung kongestif, kardiomiopati, dan edema paru. Kelemahan, penurunan konsentrasi, parestesia, kejang, ataksia, tremor, dan vertigo merupakan manifestasi sistem saraf yang dapat timbul. Pasien juga bisa menunjukkan tanda rhabdomiolisis, mialgia, diare, dan ileus paralitik.
Manifestasi refeeding syndrome lain mencakup disfungsi platelet, anemia hemolitik, disfungsi leukosit, alkalosis, intoleransi glukosa, hipernatremia, dan asidosis metabolik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan harian pada pasien malnutrisi yang menjalani terapi, terutama dalam 72 jam setelah terapi. Pasien juga perlu diberikan profilaksis substitusi elektrolit dan vitamin.[14,20-22]
Prognosis
Prognosis malnutrisi tergantung pada derajat keparahannya. Malnutrisi akut berat tanpa komplikasi dilaporkan memiliki tingkat mortalitas di bawah 5%. Jika terjadi komplikasi, tingkat mortalitas dapat mencapai 40%.
Dalam sebuah tinjauan sistematik, anak malnutrisi usia 6-59 bulan menunjukkan kerentanan jangka panjang, yaitu meningkatnya risiko mortalitas, morbiditas, dan stunting persisten. Studi lain menunjukkan bahwa 7 tahun setelah dirawat inap, anak-anak yang mengalami malnutrisi memiliki tingkat pertumbuhan, komposisi tubuh, dan fungsi fisik yang lebih buruk dibandingkan kontrol.[20,23]
Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah