Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Malnutrisi general_alomedika 2023-11-15T10:12:47+07:00 2023-11-15T10:12:47+07:00
Malnutrisi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Malnutrisi

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Patofisiologi malnutrisi melibatkan kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi atau nutrisi. Malnutrisi dapat menyebabkan penurunan atau kenaikan berat badan yang tidak direncanakan, indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi atau rendah, dan kekurangan atau kelebihan vitamin dan mineral. Malnutrisi akan mempengaruhi fungsi otot, kardiorespirasi, hingga sistem imun.

Efek Negatif Malnutrisi

Di negara berkembang seperti Indonesia, malnutrisi sering disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi. Jika asupan energi tidak mencukupi kebutuhan, akan terjadi pengambilan simpanan nutrisi dari tubuh untuk mengimbangi defisit energi.

Defisiensi protein akan menyebabkan terjadinya penurunan sintesis protein viseral, termasuk penurunan sintesis albumin. Hipoalbuminemia akan menyebabkan terjadinya edema akibat penumpukan cairan ekstravaskular. Defisiensi protein juga akan menyebabkan terjadinya fatty liver.

Defisiensi Zinc

Pada malnutrisi, juga terjadi defisiensi nutrisi esensial, salah satunya zinc. Hal ini akan menyebabkan terjadinya ulkus kulit dengan gambaran dermatosis serupa defisiensi zinc.

Gangguan Pertumbuhan Fisik dan Kognitif

Malnutrisi dapat menyebabkan perubahan pada otak yang sedang berkembang. Anak dengan malnutrisi diduga mengalami penurunan pertumbuhan otak, berat otak yang rendah, korteks serebral yang tipis, penurunan jumlah neuron, dan mielinisasi yang tidak adekuat.

Abnormalitas Sistem Kardiovaskular

Pada pasien malnutrisi, miofibril jantung dilaporkan mengalami penipisan disertai dengan gangguan kontraktilitas. Curah jantung juga berkurang sebanding dengan penurunan berat badan. Bradikardia dan hipotensi dapat terjadi pada kasus yang berat. Kombinasi bradikardia, gangguan kontraktilitas jantung, dan ketidakseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan aritmia.

Gangguan Hepar

Hepatomegali yang diakibatkan oleh fatty liver sering dijumpai pada malnutrisi, terutama pada kwashiorkor. Proses glukoneogenesis hepatik menurun pada pasien dengan hipoalbuminemia, yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia. Selain itu, produksi energi dari galaktosa dan fruktosa juga terganggu. Selanjutnya, ditemukan juga penurunan metabolisme hepar, ekskresi toksin, dan sintesis protein di hepar.

Abnormalitas Sistem Genitourinari

Pada malnutrisi, terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, serta penurunan kapasitas ginjal untuk mengekskresi natrium, asam, atau air. Infeksi saluran kemih juga dilaporkan sering terjadi.

Abnormalitas Sistem Gastrointestinal

Pada sistem gastrointestinal, malnutrisi dapat menyebabkan produksi asam lambung menurun. Pasien dengan malnutrisi berat juga dilaporkan mengalami insufisiensi pankreas eksokrin.

Mukosa usus halus pasien malnutrisi juga dilaporkan mengalami atrofi, disertai produksi enzim pencernaan dan transporter nutrien membran menurun. Defisiensi laktase sering ditemukan, yang berakibat pada malabsorpsi laktosa.

Gangguan Imunitas

Perubahan respons imun terjadi pada pasien malnutrisi, yang dilaporkan menyerupai perubahan yang diamati pada anak dengan HIV. Pasien malnutrisi dilaporkan memiliki jumlah limfosit T yang sedikit, respons limfosit yang menurun, fungsi fagositosis yang terganggu, dan menurunnya imunoglobulin sekretori (sIgA). Proses ini mengakibatkan infeksi sulit sembuh dan cenderung lebih berat.

Abnormalitas Sistem Endokrin

Pada malnutrisi, dilaporkan terjadi penurunan kadar insulin dan peningkatan kadar hormon pertumbuhan. Meski demikian, insulin-like growth factor 1 (IGF-1) berkurang dan kadar kortisol meningkat.

Gangguan Metabolisme

Tingkat metabolisme basal pasien malnutrisi berkurang sekitar 30%. Pada lingkungan dingin, anak dengan kekurangan gizi dapat mengalami hipotermia karena pembentukan panas terganggu. Sebaliknya, pada lingkungan panas, anak dapat mengalami hipertermi karena disipasi panas terganggu.

Perubahan pada Kulit dan Kelenjar

Kulit dan lemak subkutan pasien yang kurang gizi akan mengalami atrofi, yang menyebabkan lipatan kulit kendur. Tanda-tanda dehidrasi menjadi tidak akurat pada kondisi ini. Selanjutnya, pasien juga mungkin mengalami xerostomia dan penurunan produksi keringat karena atrofi kelenjar keringat, air mata, dan saliva.[1,4,6]

Malnutrisi pada Inflamasi

Paparan infeksi juga menyebabkan terjadinya penurunan kadar asam amino dalam darah yang akhirnya memicu peningkatan glukoneogenesis di hati dan terurainya asam amino dari otot. Penguraian asam amino ini nantinya akan diekskresikan di hati dalam bentuk urea di urine. Jika hal ini terjadi terus-menerus, lama-kelamaan terjadi ketidakseimbangan jumlah asam amino di tubuh yang menyebabkan kondisi malnutrisi.

Kondisi tubuh yang sedang mengalami inflamasi juga menyebabkan terjadinya penyimpangan metabolisme zat-zat penting seperti besi dan zinc, serta meningkatnya kadar mediator inflamasi seperti haptoglobin, interleukin, α-1 antitripsin, α2-makroglobulin, dan tumor necrosis factor (TNF). Hal ini dapat mengakibatkan penurunan sintesis protein viseral.[1,4,7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah

Referensi

1. Shashidhar HR. Malnutrition. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/985140-print.
4. Dipasquale V, Cucinotta U, Romano C. Acute Malnutrition in Children: Pathophysiology, Clinical Effects and Treatment. Nutrients. 2020 Aug 12;12(8):2413. doi: 10.3390/nu12082413. PMID: 32806622; PMCID: PMC7469063.
6. Praveen G. Malnutrition in children in resource-limited countries: Clinical assessment. UptoDate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/malnutrition-in-children-in-resource-limited-countries-clinical-assessment%0Ahttps://www.uptodate.com/contents/malnutrition-in-children-in-resource-limited-countries-clinical-assessment/print?source=history_widget.
7. Sablah M. Causes and Impacts of Undernutrition over the Life Course. UNICEF Expert Gr. Meet. 2019.

Pendahuluan Malnutrisi
Etiologi Malnutrisi

Artikel Terkait

  • Mencegah Gangguan Kognitif pada Anak Malnutrisi dengan Formula Padat Nutrisi
    Mencegah Gangguan Kognitif pada Anak Malnutrisi dengan Formula Padat Nutrisi
  • Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
    Mengejar Ketertinggalan Tumbuh Kembang Bayi dengan Formula Tinggi Kalori
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Memantau Faltering Growth
    Memantau Faltering Growth
  • Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan
    Intervensi Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Anak – Kapan Dilakukan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Januari 2025, 00:49
Intervensi gizi pada balita usia 1 tahun dengan berat badan hanya 4 kg
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin konsul dan mohon sharingnya.Ada pasien sy. Balita kembar 3. Riwayat lahir cukup bulan.Saat ini usianya 1 tahun, BB ketiganya hanya...
Anonymous
Dibalas 15 Desember 2022, 15:55
Kapan pemeriksaan mikronutrien harus dilakukan untuk balita yang sulit makan - Gizi Kinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dia, Sp. GK, pada anak balita yang sulit makan/picky eater yang menu makanannya terbatas, hanya yang manis2, makanan instan seperti sosis dan mie,...
Anonymous
Dibalas 01 Desember 2022, 17:41
Intervensi untuk anak yang underweight - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Yoke Kinanthi, Sp.AIzin bertanya dok. Untuk anak-anak usia 6 tahun yang sudah diberikan makanan dalam jumlah cukup setiap harinya (3 kali sehari,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.