Pendahuluan Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang muncul akibat peningkatan resistensi insulin dan kelainan deposisi lemak. Sindrom metabolik terdiri dari dislipidemia aterogenik, resistensi insulin dan peningkatan gula darah, peningkatan tekanan darah, kondisi protrombotik, dan kondisi proinflamasi. Penyakit ini merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis dan diabetes mellitus tipe 2.[1,2]
Sindrom metabolik dapat menimbulkan manifestasi berupa hipertensi, hiperglikemia, hipertrigliseridemia, penurunan high-density lipoprotein (HDL), obesitas sentral, nyeri dada atau sesak napas, acanthosis nigricans, hirsutisme, neuropati atau retinopati diabetik, serta xanthoma dan xanthelasma.[1,2]
Sindrom metabolik dapat didiagnosis dengan anamnesis faktor risiko, yang kemudian ditunjang dengan pemeriksaan parameter-parameter sindrom metabolik baik melalui pemeriksaan fisik maupun penunjang. Pemeriksaan perlu difokuskan untuk menilai peningkatan kadar gula darah, peningkatan tekanan darah, peningkatan trigliserida, penurunan HDL, dan ukuran lingkar pinggang.[1,2]
Penatalaksanaan sindrom metabolik yang utama adalah perubahan gaya hidup. Tata laksana juga didukung dengan terapi medikamentosa untuk mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol, serta menurunkan berat badan.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur