Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Sindrom Metabolik general_alomedika 2022-07-07T10:48:19+07:00 2022-07-07T10:48:19+07:00
Sindrom Metabolik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Sindrom Metabolik

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Patofisiologi sindrom metabolik didasari oleh tiga mekanisme utama, yaitu resistensi insulin, aktivasi neurohormonal, dan inflamasi kronis. Ketiganya akan berkontribusi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Pemicu paling dominan untuk terjadinya ketiga kondisi tersebut adalah obesitas atau intake kalori yang tinggi.[1,3]

Resistensi Insulin

Resistensi insulin memediasi peningkatan free fatty acid (FFA). Peningkatan free fatty acid diyakini memegang peran penting dalam patogenesis sindrom metabolik. Proses ini diawali dengan peningkatan uptake glukosa pada sel otot dan hepar oleh insulin.

Kemudian, insulin juga menginhibisi lipolisis dan glukoneogenesis hepar. Resistensi insulin pada sel adiposit mengganggu lipolisis dan menyebabkan peningkatan free fatty acid sirkulasi, yang akan semakin mengganggu efek antilipolisis dari insulin.

Free fatty acid dapat menginhibisi aktivasi protein kinase pada otot, yang menyebabkan penurunan uptake glukosa. Free fatty acid juga meningkatkan aktivasi protein kinase di hepar, glukoneogenesis, serta lipogenesis.

Seluruh kejadian tersebut akan menyebabkan hiperinsulinemia sebagai kompensasi untuk mencapai kadar gula darah yang normal. Akhirnya, kompensasi tersebut gagal dan sekresi insulin akan menurun. Free fatty acid juga bersifat toksik pada sel beta pankreas dan bisa menurunkan produksi insulin.

Resistensi insulin pada akhirnya juga menyebabkan hipertensi karena hilangnya efek vasodilatasi insulin, adanya efek vasokonstriksi oleh free fatty acid, serta reabsorpsi natrium di ginjal. Resistensi insulin juga menyebabkan peningkatan viskositas darah, kondisi protrombotik, serta pelepasan sitokin proinflamasi dari jaringan adiposa.[1,3]

Aktivasi Neurohormonal

Aktivasi neurohormonal yang berkaitan dengan sindrom metabolik adalah adiponektin, leptin, dan aktivasi sistem renin-angiotensin.

Adipokin

Leptin merupakan adipokin yang mengontrol homeostasis energi yang dimediasi oleh hipotalamus. Leptin juga mampu menstimulasi sel imun dan mengaktivasi jalur Th1. Kadar leptin meningkat pada obesitas dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Adiponektin merupakan hormon adipokin yang bersifat antiinflamasi dan antiaterogenik, serta berfungsi melawan efek leptin. Adiponektin dapat menurunkan reaktivasi vaskular dan proliferasi otot polos, serta meningkatkan stabilitas plak. Oleh karena itu, hormon ini merupakan faktor protektif terhadap diabetes, hipertensi, dan infark miokard akut.

Peningkatan adiposa berkaitan dengan penurunan adiponektin dan peningkatan leptin, sehingga pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.[1,3]

Sistem Renin-Angiotensin

Selain adipokin, aktivasi sistem renin-angiotensin juga penting dalam patogenesis sindrom metabolik. Angiotensin II dihasilkan oleh aktivasi angiotensin-converting enzyme serta produksi oleh jaringan adiposa. Oleh karena itu, obesitas dan resistensi insulin akan meningkatkan produksi angiotensin II.

Selanjutnya, angiotensin II akan mengaktivasi reseptor tipe 1, yang akan mengaktivasi nicotinamide adenine dinucleotide phosphate oxidase dan menyebabkan pembentukan reactive oxygen species (ROS).[1,3]

Reactive oxygen species mendorong oksidasi low density lipoprotein (LDL), kerusakan endotel, agregasi platelet, dan pembentukan NF-kB. Selain itu, ROS juga mendorong pembentukan lectin-like oxidized low-density lipoprotein receptor-1 (LOX-1) pada sel endotel dan sel-sel otot polos vaskular.

Keseluruhan proses ini akan menyebabkan siklus inflamasi, kerusakan endotel, serta proliferasi fibroblast, yang menyebabkan hipertensi, dislipidemia, diabetes, hipertrofi jantung, dan pada akhirnya penyakit kardiovaskular.[1,3]

Inflamasi

Inflamasi merupakan proses akhir dari patofisiologi sindrom metabolik yang selanjutnya akan menyebabkan manifestasi klinis yang ada. Inflamasi disebabkan oleh aktivasi berbagai jalur proaterogenik ditambah dengan stres oksidatif sistemik yang disebabkan oleh obesitas dan resistensi insulin. Keduanya akan mempermudah atherogenesis dan fibrosis jaringan.[1,3]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Wang SS. Metabolic Syndrome. Medscape. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/165124-overview.
3. Rochlani Y, et al. Metabolic syndrome: pathophysiology, management, and modulation by natural compounds. Therapeutic Advances in Cardiovascular Disease. 2017;11(8):p.215-225. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1753944717711379

Pendahuluan Sindrom Metabolik
Etiologi Sindrom Metabolik

Artikel Terkait

  • Peningkatan Aktivitas Fisik Dapat Mencegah Sindrom Metabolik
    Peningkatan Aktivitas Fisik Dapat Mencegah Sindrom Metabolik
  • Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
    Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
  • Efek Diet Mediterania Terhadap Kesehatan Metabolik – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Diet Mediterania Terhadap Kesehatan Metabolik – Telaah Jurnal Alomedika
  • Peresepan Olahraga Pada Kasus Sindrom Metabolik
    Peresepan Olahraga Pada Kasus Sindrom Metabolik
Diskusi Terkait
dr.Nomi Irene Putri S.
Dibalas 15 Desember 2022, 17:57
Pemberian orlistat oleh dokter umum melalui telekonsultasi - Gizi Kinik Ask the Expert
Oleh: dr.Nomi Irene Putri S.
3 Balasan
Alo dr. Dian, selamat sore. Izin bertanya Dok, apakah pemberian orlistat pertama kali oleh dokter umum melalui telekonsultasi diperbolehkan? Mempertimbangkan...
dr. Gabriela
Dibalas 03 Juni 2022, 12:33
Peresepan Olahraga Pada Kasus Sindrom Metabolik - Artikel CME SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Sindrom metabolik dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular aterosklerotik, resistensi insulin, diabetes mellitus, dan...
dr....
Dibalas 16 Desember 2020, 16:36
Pemberian obat statin bagi pasien sindrom metabolik apakah dapat dihentikan jika profil lipid membaik
Oleh: dr....
2 Balasan
Alo, dr.eduward SpPD. Saya izin bertanya, saya pernah dapat pasien dengan hipertensi dan sindrom metabolik. TD nya 180/90 mmHg dan kadar LDL nya 245 dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.