Prognosis Tiroiditis
Prognosis thyroiditis umumnya dilaporkan baik. Mortalitas jarang terjadi, kecuali bila ada komplikasi seperti thyroid storm atau koma miksedema. Selain itu, beberapa contoh komplikasi lain yang bisa terjadi adalah tirotoksikosis, abses, sepsis, limfoma tiroid, dan karsinoma.
Komplikasi
Koma miksedema disebabkan oleh hipotiroidisme jangka panjang. Kondisi ini termasuk kegawatdaruratan medis yang ditandai dengan hipotiroidisme berat dan gejala klinis seperti hipotermia, hiponatremia, dan bradikardia. Tata laksana harus segera dilakukan tanpa menunggu hasil laboratorium, yakni dengan pemberian steroid dan tiroksin.[1]
Thyroid storm adalah kegawatdaruratan medis yang dipicu oleh stres metabolik pada pasien dengan hipertiroidisme jangka panjang, misalnya pada penyakit Grave’s. Kondisi ini adalah tirotoksikosis yang ekstrim. Gejala yang mungkin timbul adalah hiperpireksia, takikardia, agitasi, dan psikosis dengan temuan laboratorium seperti thyroid-stimulating hormone (TSH) rendah, free T4 tinggi, dan T3 tinggi. Tata laksana adalah dengan inisiasi cepat beta blocker, thionamides, dan glukokortikoid.
Thyroiditis akibat infeksi yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan abses dan septikemia. Selain itu, pasien dengan thyroiditis Hashimoto dilaporkan mempunyai peningkatan risiko limfoma dan karsinoma tiroid. Hal ini bisa dicurigai dengan adanya pembesaran nodul tiroid secara cepat atau munculnya nodul yang baru.[1]
Prognosis
Secara umum, thyroiditis dengan atau tanpa disfungsi tiroid sama-sama mempunyai prognosis yang baik. Pada thyroiditis akut, pemulihan total dapat terjadi dengan fungsi tiroid yang kembali normal. Pada thyroiditis subakut, kondisinya self-limiting tetapi dapat berlangsung selama 2–7 bulan.
Pada thyroiditis autoimun kronik, komplikasi utama adalah hipotiroidisme permanen. Namun, pada anak-anak, sekitar 20% dengan hipotiroidisme subklinis akan mengalami remisi dan menjadi eutiroid.[2]