Diagnosis Tirotoksikosis
Diagnosis tirotoksikosis dapat diawali anamnesis mengenai gejala tirotoksikosis atau hipertiroidisme, seperti penurunan berat badan, tremor, palpitasi, sesak nafas, peningkatan frekuensi BAB, dan keringat banyak. Pada pemeriksaan fisik, cari gejala-gejala peningkatan metabolisme, sedangkan diagnosis pasti dikonfirmasi dengan pengukuran kadar hormon tiroid, deteksi autoantibodi, dan scintigraphy.
Anamnesis
Anamnesis dilakukan dan diarahkan pada gejala-gejala pasien yang berhubungan dengan kelebihan hormon tiroid. Gejala yang paling sering timbul adalah gejala kardiovaskular, seperti palpitasi dan aritmia. Gejala yang dapat timbul berdasarkan sistem organ adalah:
- Gejala konstitusional: penurunan berat badan, mudah kepanasan dan berkeringat tanpa aktivitas yang berarti, sering buang air kecil
- Neuromuskular: tremor pada tangan dan kaki, ansietas, gangguan tidur, konsentrasi menurun
- Kardiovaskular: palpitasi, aritmia
- Pernafasan: sesak nafas
- Pencernaan: peningkatan frekuensi BAB
- Kulit: lembab, banyak keringat
- Penglihatan: diplopia, mata kering, edema dan nyeri periorbita[3,4,6]
Pemeriksaan Fisik
Peningkatan kadar hormon tiroid dapat menimbulkan tanda klinis pada hampir seluruh sistem organ. Pada pemeriksaan fisik tiroid, bisa didapatkan keadaan umum berupa penurunan berat badan, takikardia, takipnea, hipertensi sistolik, dan aritmia.
Tanda lain dapat berupa tremor, hiperaktivitas dan hiperefleks, nyeri tekan abdomen, kulit lembab dan hangat, dan gangguan menstruasi. Selain itu, bisa juga didapatkan thyroid eye disease yang ditandai dengan proptosis, retraksi kelopak mata, edema periorbital, injeksi konjungtiva, kemosis, dan optalmoplegia.[1]
Diagnosis Banding
Tirotoksikosis sering kali bermanifestasi sebagai palpitasi. Hal ini dapat didiagnosis banding dengan gangguan cemas menyeluruh dan atrial fibrilasi.
Gangguan Cemas Menyeluruh
Pasien dengan gangguan cemas menyeluruh dapat mengeluhkan palpitasi. Namun, pada pemeriksaan fisik dan penunjang tidak ditemukan gangguan organik. Pada gangguan cemas menyeluruh, pasien akan mengeluhkan kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari dan penderita sulit mengendalikan kekhawatirannya.[1]
Atrial Fibrilasi
Pada atrial fibrilasi, selain mengeluhkan palpitasi penderita juga akan mengeluhkan rasa lelah, nyeri dada, pusing, dan dyspnea. Pada pemeriksaan EKG akan didapatkan laju ventrikel yang bersifat ireguler dan tidak terdapat gelombang P yang jelas (disebut pula irregularly irregular).[1]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada tirotoksikosis dapat mengonfirmasi diagnosis dan membedakan penyakit yang mendasari. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan antara lain pengukuran kadar hormon tiroid, deteksi autoantibodi, ultrasonografi, dan scintigraphy.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk memastikan kadar hormon tiroid dan thyroid stimulating hormone (TSH), selain itu pemeriksaan antibodi reseptor juga dapat dilakukan.
- TSH: hormon yang diproduksi pituitari untuk menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresi T4 dan T3, dapat meningkat pada kondisi kurangnya hormon tiroid dalam darah, dan menurun jika sebaliknya
- T4 bebas (tiroksin/FT4) : hormon tiroid yang memiliki 4 ikatan atom iodin, T4 bebas siap digunakan dalam tubuh sedangkan yang terikat bersifat inaktif
- T3 total: hormon tiroid yang terbentuk dari hormon T4 yang melepas salah satu atom iodin (deiodinasi), T3 total merupakan gabungan dari T3 yang terikat dan tidak terikat protein dalam sirkulasi
- T3 bebas (FT3): T3 yang tidak terikat protein dalam sirkulasi. T3 bebas merupakan bentuk yang siap beraktivitas dalam tubuh dan lebih poten dibandingkan kerja T4, kadar T3 lebih sedikit dibandingkan T4
- Antibodi TRAb: TRAb merupakan antibodi yang berikatan dengan reseptor TSH dan mampu memberi efek stimulasi dan juga inhibisi pada TSH, jika efek stimulasi dominan, maka Grave’s disease akan terjadi
- Antibodi TSI: merupakan antibodi yang berikatan dengan thyroid stimulating immunoglobulin (TSI)[3-6,14,15]
Ultrasonografi Tiroid
Pemeriksaan USG tiroid dilakukan untuk memastikan morfologi kelenjar tiroid serta nodul-nodul di dalamnya. Perbedaan morfologi tiroid dapat menentukan penyebab terjadinya tirotoksikosis, misalnya pada Grave’s disease akan terlihat ukuran kelenjar tiroid yang membesar, namun tidak terlihat gambaran nodul pada USG. Sedangkan, pada toxic multinodular goiter akan terlihat adanya nodul-nodul yang multipel pada USG.[3-6]
Scintigraphy
Pemeriksaan thyroid scintigraphy atau disebut juga thyroid scan dilakukan menggunakan zat radioaktif iodin yang dikonsumsi pasien sebelum dilakukan pengambilan gambar menggunakan kamera gamma. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat persebaran uptake iodin radioaktif pada kelenjar tiroid yang bermasalah.
Gambar diambil pada 6 jam dan 24 jam. Nilai normal uptake pada 6 jam adalah 5‒15% dan pada 24 jam adalah 5‒25%. Saat ini, zat iodin radioaktif kadang digantikan dengan Technetium-99m.[3-6]
Klasifikasi Diagnosis
Seseorang dikatakan tirotoksikosis bila kadar FT4 melebihi normal sementara TSH rendah. Namun bila kadar FT4 normal dan TSH rendah, lebih baik periksakan kadar FT3. Bila kadar FT3 tinggi, diagnosis menjadi T3 toksikosis. Sementara bila kadar FT4 dan FT3 normal sementara TSH rendah, dikatakan sebagai tirotoksikosis subklinis.[3,4]
Pemeriksaan penunjang yang telah disebutkan di atas juga dapat membantu menentukan penyebab tirotoksikosis, antara lain:
Toxic multinodular goitre: TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI negatif. Uptake iodin pada scintigraphy tinggi dan terfokus pada banyak nodul-nodul atau asimetris, serta ditemukan gambaran goitre nodular pada USG
- Adenoma soliter: TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI negatif. Uptake iodin pada scintigraphy tinggi dan terfokus pada nodul soliter, terdapat gambaran goitre nodular pada USG
Grave’s disease: TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI positif. Uptake iodin pada scintigraphy tinggi dan difus, tiroid membesar tanpa nodul pada USG
Tiroiditis: TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI negatif. Uptake iodin pada scintigraphy rendah, pada pemeriksaan darah terdapat tanda-tanda inflamasi meningkat
Hipertiroidisme oleh obat atau iodin: TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI negatif. Uptake iodin pada scintigraphy rendah, dan terdapat riwayat konsumsi obat tertentu atau iodin berlebih
- Hipertiroidisme ektopik (struma ovarii, metastase): TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI negatif. Uptake iodin pada scintigraphy rendah, dan terdapat riwayat keganasan[3,6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini