Edukasi dan Promosi Kesehatan Tirotoksikosis
Edukasi dan promosi kesehatan pada kasus tirotoksikosis dilakukan untuk meningkatkan pengertian pasien atas kondisi yang dialami, serta meningkatkan kepatuhan terapi. Sementara itu, upaya pencegahan tirotoksikosis adalah mencegah faktor risiko, seperti Penggunaan obat tiroid yang tidak sesuai anjuran.[2,5,9]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien tirotoksikosis umumnya sama dengan edukasi pasien hipertiroid, terutama hal-hal yang penting untuk memastikan ketaatan pasien dalam menjalani terapi jangka panjang. Beberapa penjelasan yang perlu diberikan adalah:
- Pengertian tirotoksikosis, penyebabnya, faktor risiko, gejala, serta komplikasi yang muncul bila tidak mendapat penatalaksanaan adekuat
- Pilihan penatalaksanaan yang sesuai untuk kondisi pasien, serta kelebihan dan kekurangannya
- Pentingnya kepatuhan berobat untuk mencegah relaps
- Bila muncul kembali gejala serupa setelah pengobatan selesai, segera periksakan diri ke dokter karena ada kemungkinan relaps[2,9]
Umumnya, tirotoksikosis harus diobati, diawasi, dan dievaluasi oleh spesialis endokrinologi. Penatalaksanaan memerlukan tindak lanjut yang cermat, yang paling baik dilakukan oleh seorang spesialis. Sementara pasien dengan gangguan mata harus diperiksa oleh spesialis mata.[5]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Terdapat kemungkinan keluarga pasien dengan tirotoksikosis juga mengalami penyakit serupa. Oleh karena itu, keluarga sebaiknya melakukan pemeriksaan fungsi tiroid agar mendapatkan terapi secepatnya.[2,9]
Tirotoksikosis dapat disebabkan oleh hipertiroidisme primer, seperti Grave’s Disease, adenoma toksik, dan kanker tiroid. Selain itu, dapat disebabkan oleh hipertiroid sekunder, contohnya adenoma pituitari, tirotoksikosis gestasional, dan tirotoksikosis factitia (konsumsi berlebih dari hormon tiroid eksogen). Sementara, contoh tirotoksikosis tanpa hipertiroidisme adalah tiroiditis subakut atau konsumsi obat atau radiasi yang menyebabkan destruksi folikel tiroid.[4-6]
Oleh karena itu, pasien dengan penyakit-penyakit tersebut di atas harus menjalani terapi dengan tepat agar terhindar dari kondisi tirotoksikosis.
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini