Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Tirotoksikosis general_alomedika 2023-01-10T14:08:20+07:00 2023-01-10T14:08:20+07:00
Tirotoksikosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Tirotoksikosis

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Etiologi tirotoksikosis adalah kelebihan hormon tiroid dalam sirkulasi, baik hipertiroidisme primer atau sekunder, serta penyebab tanpa hipertiroidisme. Sementara, faktor risiko tirotoksikosis di antaranya genetik, usia, dan penggunaan obat tiroid yang tidak sesuai anjuran.[4-6]

Etiologi

Penyebab tirotoksikosis terdiri dari seluruh kondisi yang menyebabkan gejala klinis kelebihan hormon tiroid dalam sirkulasi, baik yang disebabkan oleh hipertiroidisme (primer dan sekunder) dan tanpa hipertiroidisme.[4-6]

Hipertiroidisme Primer

Hipertiroidisme primer terdiri dari berbagai kondisi kelenjar tiroid yang menyebabkan kelenjar tiroid memproduksi dan mensekresi hormon tiroid dalam jumlah yang berlebihan. Contoh hipertiroidisme primer adalah Grave’s Disease, adenoma toksik, metastase kanker tiroid yang bersifat fungsional, mutasi reseptor thyroid stimulating hormone (TSH) yang menyebabkan aktivasi berlebih, dan sindrom McCune-Albright akibat mutasi Gsa.[4-6]

Hipertiroidisme Sekunder

Hipertiroidisme sekunder merupakan berbagai kondisi bukan pada kelenjar tiroid, yang menyebabkan kelenjar tiroid memproduksi dan mensekresi hormon tiroid dalam jumlah yang berlebih. Contoh hipertiroidisme sekunder adalah adenoma pituitari yang mensekresi TSH, sindrom hormon tiroid resisten, tumor-tumor yang mensekresi hormon gonadotropin, atau tirotoksikosis gestasional.

Selain itu, tirotoksikosis yang disebabkan konsumsi berlebih dari hormon tiroid eksogen disebut juga tirotoksikosis factitia.[4-6]

Tirotoksikosis Tanpa Hipertiroidisme

Tirotoksikosis dapat terjadi tanpa hipertiroidisme, yaitu karena pelepasan hormon tiroid dari folikel kelenjar tiroid yang destruksi. Contoh tirotoksikosis tanpa hipertiroidisme adalah tiroiditis subakut, tiroiditis silent, konsumsi obat atau radiasi yang menyebabkan destruksi folikel tiroid, dan tirotoksikosis hamburger.

Tiroiditis subakut  biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Tiroiditis silent biasanya bersifat autoimun. Beberapa obat yang dapat merusak folikel tiroid antara lain amiodarone, interferon alfa, dan lithium. Di lain sisi, radiasi juga dapat menyebabkan kerusakan kelenjar tiroid, contohnya efek dari iodin radioaktif.[4-6]

Faktor Risiko

Faktor risiko tirotoksikosis antara lain:

  • Kondisi medis: infeksi virus, kehamilan, riwayat penyakit autoimun, riwayat trauma atau operasi kelenjar tiroid
  • Usia: hipertiroidisme lebih sering terjadi pada usia >60 tahun, tetapi khusus Grave’s disease lebih sering pada usia 40‒60 tahun
  • Jenis Kelamin: lebih sering ditemukan pada perempuan
  • Genetik: riwayat Grave’s disease dalam keluarga akan meningkatkan risiko
  • Etnis: keturunan Jepang memiliki risiko yang lebih tinggi, hal ini mungkin berhubungan dengan kandungan iodin dalam makanan yang lebih tinggi
  • Penggunaan obat tiroid yang tidak sesuai anjuran[5,8-10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

4. Franklyn, J.A. and K. Boelaert, Thyrotoxicosis. The Lancet, 2012. 379(9821): p. 1155-1166. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(11)60782-4
5. Lee, SL. Hyperthyroidism and Thyrotoxicosis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/121865-overview.
6. Sahay, R., Thyrotoxicosis. The Journal of the Association of Physicians of India, 2011. 59: p. 26-31. https://europepmc.org/abstract/med/2181900
8. Ross, D.S. Thyroid storm. 2019. Uptodate. https://www.uptodate.com/contents/thyroid-storm.
9. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Hyperthyroidism. Endocrine Diseases. 2021. https://www.niddk.nih.gov/health-information/endocrine-diseases/hyperthyroidism.
10. Braunstein GD. Hyperthyroidism (Thyrotoxicosis). Merck Manuals. Professional Version. 2022. https://www.merckmanuals.com/professional/endocrine-and-metabolic-disorders/thyroid-disorders/hyperthyroidism

Patofisiologi Tirotoksikosis
Epidemiologi Tirotoksikosis

Artikel Terkait

  • Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
    Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
  • Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
    Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
  • Manajemen Hipertiroid Dalam Kehamilan
    Manajemen Hipertiroid Dalam Kehamilan
  • Efikasi dan Keamanan Methimazole dan Propylthiouracil pada Hipertiroid – Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi dan Keamanan Methimazole dan Propylthiouracil pada Hipertiroid – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Mei 2025, 14:30
Apakah pasien dengan hipertiroid tidak boleh minum Teh dan Kopi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, Maaf dok izin bertanya, Apakah hipertiroid tidak boleh minum Teh dan Kopi ?
Anonymous
Dibalas 26 Januari 2024, 07:55
Keluhan jantung berdabar, mudah berkeringat, namun hasil TSH normal
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Selamat pagi rakn sejawatIzin bertanya, ada pasien perempuan 32 tahun memiliki gejala jantung berdebar2 SD 4 hari keringat jika melakukan pekerjaan kecil sjj...
Anonymous
Dibalas 25 Agustus 2023, 21:44
Rujukan dokter spesialis untuk keluhan bengkak di leher
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Izin diskusi dok.. px wanita 19 th. Keluhan bgkak di leher kurg lebih 2 thu. Tdk nyeri,tidak da gejala namun riwayat haid kurang lancar.untk diagnosa smntra...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.