Patofisiologi Tirotoksikosis
Patofisiologi tirotoksikosis melibatkan hiperfungsi kelenjar tiroid, destruksi folikel tiroid yang melepaskan hormon tiroid ke sirkulasi, atau konsumsi berlebih dari hormon tiroid eksogen. Seluruh mekanisme ini akan meningkatkan kadar hormon tiroid di sirkulasi dan menimbulkan gejala seperti palpitasi, aritmia, dan tremor.
Hiperfungsi Kelenjar Tiroid
Grave’s Disease adalah penyebab tirotoksikosis paling sering. Pada Grave’s disease terjadi hipertiroidisme yang melibatkan proses autoimun dan menyebabkan hiperfungsi kelenjar tiroid.[5,6]
Autoantibodi thyroid stimulating immunoglobulin (TSI) akan berikatan dengan reseptor tirotropin dan menimbulkan efek yang menyerupai tirotropin kelenjar hipofisis, yaitu menstimulasi sel epitel folikel memproduksi hormon tiroksin. Penyebab hiperfungsi kelenjar tiroid lainnya adalah toxic multinodular goiter dan toxic adenoma.[5,6]
Destruksi Folikel Tiroid
Pada tiroiditis, peningkatan kadar hormon tiroid disebabkan oleh pelepasan hormon tiroid secara tiba-tiba dari folikel tiroid yang destruksi. Tiroiditis dapat disebabkan oleh proses autoimun (misalnya pada tiroiditis post partum), pasca infeksi virus, ataupun karena penggunaan amiodarone.[1]
Konsumsi Hormon Tiroid Eksogen
Tirotoksikosis yang disebabkan konsumsi berlebih dari hormon tiroid eksogen disebut juga tirotoksikosis factitia. Konsumsi hormon tiroid dapat bersifat sengaja atau tidak sengaja. Contoh konsumsi hormon tiroid yang sengaja adalah pada kanker tiroid terdiferensiasi.[7]
Klinisi dapat sengaja memberi hormon tiroid dalam jumlah besar untuk mensupresi thyroid stimulating hormone (TSH) dan mengurangi pertumbuhan tumor. Contoh yang tidak disengaja, misalnya karena konsumsi suplemen diet secara berlebihan yang mengandung hormon tiroid agar penurunan berat badan lebih cepat.[7]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini