Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Akalasia general_alomedika 2022-11-21T16:39:13+07:00 2022-11-21T16:39:13+07:00
Akalasia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Akalasia

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Berdasarkan data epidemiologi, akalasia atau achalasia termasuk penyakit yang jarang terjadi. Namun, akalasia merupakan penyakit gangguan motilitas pada esofagus yang tersering. Insiden global akalasia adalah 0,5–1,2 per 100.000 orang per tahun.[1]

Global

Akalasia dapat terjadi pada segala gender, ras, dan usia. Namun, angka kejadian lebih rendah pada anak berusia <16 tahun, yaitu 0,18 per 100.000 anak per tahun. Kenaikan usia meningkatkan risiko kejadian akalasia. Usia terbanyak yang mengalami akalasia adalah usia 30–60 tahun.[1,5]

Insiden akalasia tidak berbeda bermakna antara pria dan wanita. Di benua Amerika (terutama Amerika Selatan), akalasia sering dikaitkan dengan penyakit Chagas yang disebabkan oleh infeksi parasit Trypanosoma cruzi. Parasit ini juga merupakan salah satu penyebab miokarditis.[1,5]

Indonesia

Data epidemiologi akalasia secara nasional belum tersedia di Indonesia. Data yang ada hanya merupakan laporan kasus atau studi berskala kecil dari beberapa rumah sakit. Studi epidemiologi nasional masih perlu dilakukan.[6]

Mortalitas

Akalasia yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi dan kematian seiring dengan berjalannya waktu. Mortalitas dapat mencapai 66,1% setelah akalasia terjadi selama 30 tahun. Sekitar 11,9% dari kematian tersebut disebabkan oleh komplikasi akalasia, yaitu kanker esofagus.[2,3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Moonen A, Boeckxstaens G. Current Diagnosis and Management of Achalasia. Journal of Clinical Gastroenterology. 2014;48(6):484-490.
2. Pressman A, Behar J. Etiology and Pathogenesis of Idiopathic Achalasia. Journal of Clinical Gastroenterology. 2017;51(3):195-202.
3. O’Neill O, Johnston BT, Coleman HG. Achalasia: A review of clinical diagnosis, epidemiology, treatment and outcomes. World Journal of Gastroenterology. 2013;19(35):5806-5812.
5. Patel D, Kim H, Zidofya J, Vaezi M. Idiopathic (primary) achalasia: a review. Orphanet Journal of Rare Diseases. 2015;10:1-14.
6. Hedayanti N, Supriono. Achalasia: A Review of Etiology, Pathophysiology, and Treatment. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy. 2016;17(1):1-6.

Etiologi Akalasia
Diagnosis Akalasia
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 6 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.