Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Crohn's Disease general_alomedika 2022-10-11T10:46:36+07:00 2022-10-11T10:46:36+07:00
Crohn's Disease
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Crohn's Disease

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Diagnosis Crohn’s disease ditegakkan dengan endoskopi dimana dapat terlihat cobblestone appearance disertai skip lesions sepanjang saluran cerna.

Anamnesis

Pada anamnesis, perlu ditanyakan kapan mulainya gejala. Crohn’s disease adalah suatu penyakit yang kronik sehingga gejala umumnya sudah dirasakan dalam waktu lama atau sering berulang.

Gali adanya darah atau mukus di feses, nyeri perut, inkontinensia, diare nokturnal, riwayat diet, dan apakah ada infeksi saluran cerna dalam waktu dekat sebelum gejala muncul.

Cari juga adanya faktor risiko seperti penggunaan obat anti nyeri, riwayat apendektomi, riwayat merokok, riwayat keluarga dengan keluhan yang sama, atau riwayat keluarga dengan kolitis ulseratif.

Selain itu, pasien juga mungkin mengeluhkan gejala ekstraintestinal seperti episkleritis,  uveitis, aphthous stomatitis, steatosis hepar, kolelitiasis, kolangitis, nefrolitiasis, hidronefrosis, infeksi saluran kemih, penurunan berat badan, ankylosing spondylitis, arthritis dan eritema nodosum, pyoderma gangrenosum.[1,8]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, bisa didapatkan hipotensi dan takikardia jika terjadi dehidrasi. Berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh (IMT) juga harus dinilai karena pasien dengan Crohn’s disease dapat mengalami penurunan berat badan hingga menjadi underweight. Pada pemeriksaan abdomen, bisa didapatkan nyeri tekan, distensi, atau teraba massa.

Inspeksi perianal diperlukan untuk menilai adanya fistula. Lakukan juga pemeriksaan ekstraintestinal untuk menilai adanya gangguan seperti uveitis pada mata, atau arthritis pada sendi.[1,3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding Crohn’s disease yang paling mirip adalah kolitis ulseratif, sehingga harus dibedakan antara Crohn’s disease dan kolitis ulseratif (Tabel 1).[3]

Tabel 1. Perbedaan Crohn’s disease dengan Kolitis Ulseratif

Perbedaan umum Crohn’s disease Kolitis ulseratif
Distribusi Sepanjang saluran cerna Hanya pada kolon

Skip lesion / lesi segmental (ada area sehat dan sakit)

Lesi berkelanjutan hingga sebelum rektum
Patologi Seluruh lapisan jaringan Hanya pada mukosa
Granuloma Tidak ada granuloma
Radiologi Sepanjang saluran cerna Hanya ditemukan di kolon
Gambaran skip lesion

Lesi berkelanjutan hingga sebelum rektum
Adanya kelainan fistula, abses, dan striktura fibrotik Hanya kelainan mukosa
Gejala
Perdarahan Kadang ada Sangat sering
Obstruksi usus Sering Jarang
Fistula Sering Tidak ada
Penurunan berat badan Sering Jarang
Penyakit perianal Sering Sangat jarang

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di antaranya adalah pemeriksaan laboratorium, analisis feses, histopatologi, endoskopi, dan radiologi.[1]

Endoskopi

Endoskopi yang direkomendasikan adalah ileokolonoskopi  dimana akan didapatkan rektum yang menyempit, inflamasi ileus, skip lesions, gambaran cobblestone, fisura dan ulkus longitudinal, serta striktur dan fisura.

Esofagoduodenoskopi juga dapat dilakukan jika ada gejala saluran pencernaan atas.[1]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium terkait Crohn’s disease tidak spesifik sehingga tidak bertujuan untuk menegakkan diagnosis, namun lebih dimaksudkan untuk menunjang penatalaksanaan Crohn’s disease, misalnya untuk menilai inflamasi dan adanya defisiensi nutrisi.

Pemeriksaan Darah Lengkap :

Pemeriksaan darah lengkap pada pasien dengan kecurigaan Crohn’s disease dilakukan untuk mendeteksi anemia, adanya inflamasi kronis, malabsorpsi zat besi, perdarahan kronis, dan malabsorpsi vitamin B12 atau asam folat.[3]

Kimia Darah :

Pemeriksaan kimia darah meliputi:

  • Elektrolit: menilai level hidrasi pasien dan fungsi ginjal
  • Albumin: Crohn’s disease identik dengan hypoalbuminemia
  • Kadar besi serum: Crohn’s disease identik dengan defisiensi besi
  • Mikronutrien (asam folat, vitamin B12, kalsium, magnesium): untuk menilai adanya defisiensi mikronutrien[3]

Penanda Inflamasi :

Peningkatan penanda inflamasi dapat ditemukan pada Crohn’s disease, baik dalam bentuk laju endap darah maupun C-reactive protein (CRP). Namun demikian, kadar yang normal tidak mengeksklusi diagnosis Crohn’s disease.[3]

Analisis Feses

Analisis sampel feses berguna untuk mengevaluasi adanya leukosit, perdarahan tersembunyi, pathogen, parasit, dan toksin Clostridium difficile. Analisis feses ditujukan untuk mengeksklusi etiologi infeksi pada kasus kambuh, serta sebelum memulai terapi imunosupresif.[3]

Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi direkomendasikan diambil dari setidaknya dua sampel dari setidaknya 5 segmen, salah satunya adalah ileum. Pada hasil akan didapatkan infiltrasi sel inflamatorik (limfosit dan sel plasma) dengan iregularitas kripta fokal dan granuloma independen.[1]

Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan USG bermanfaat sebagai skrining untuk diagnosis inflammatory bowel disease (IBD) secara cepat, mudah didapat, dan relatif murah. USG rektal sering dijadikan alternatif dari MRI dalam mendeteksi gangguan perianal, mengevaluasi fistula. Namun demikian, sensitivitas USG sangat tergantung dari operator.[3]

Rontgen Abdomen

Evaluasi Crohn’s disease dapat dilakukan dengan rontgen abdomen, baik dengan maupun tanpa kontras. Pemeriksaan rontgen abdomen tanpa kontras berguna untuk mengevaluasi kecurigaan obstruksi atau perforasi. Gambaran yang umum ditemukan adalah penebalan mural dan dilatasi, atau adanya tanda-tanda obstruksi, perforasi, atau toxic colon.[3]

Rontgen abdomen dengan kontras barium enema bermanfaat untuk menilai karakteristik mukosa saluran cerna, menemukan adanya diverticula, fistula, striktur, dan obstruksi. Perlu diingat bahwa pemeriksaan dengan kontras dikontraindikasikan pada pasien dengan peritonitis (kecurigaan perforasi).

Small Bowel Follow Through / SBFT

SBFT adalah pemeriksaan radiografi dengan kontras, di mana pasien meminum cairan kontras kemudian radiografer akan mengevaluasi saluran cerna secara real time seiring berjalannya kontras sepanjang saluran cerna (usus halus).

Computed tomography (CT) scan

Menurut American College of Radiology, CT scan dinilai lebih sensitif dibandingkan pemeriksaan barium untuk mendeteksi Crohn’s disease, dan lebih superior dalam memvisualisasikan usus halus. Hal ini menyebabkan CT scan menjadi salah satu pemeriksaan penunjang terpilih dalam mendiagnosis atau mengevaluasi penatalaksanaan Crohn’s disease.

CT scan bermanfaat untuk mendeteksi kelainan mukosa yang ada (baik yang jelas maupun yang samar), hingga komplikasi hepatobilier maupun renal. Gambaran yang dapat ditemukan bervariasi, seperti penebalan dinding usus halus, obstruksi usus, edema mesenterik, abses, serta fistula.[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Baumgart DC, Sandborn WJ. Crohn’s disease. The Lancet, 2012. 380(9853): 1590–1605. doi:10.1016/s0140-6736(12)60026-9
3. Ghazi, L.J. Crohn Disease. Gastroenterology. 2018 Sep 11. https://emedicine.medscape.com/article/172940-overview.
8. Vavricka SR, Brun L, Ballabeni P, et al. Frequency and Risk Factors for Extraintestinal Manifestations in the Swiss Inflammatory Bowel Disease Cohort. The American Journal of Gastroenterology, 2010. 106(1): 110–119. doi:10.1038/ajg.2010.343

Epidemiologi Crohn's Disease
Penatalaksanaan Crohn's Disease

Artikel Terkait

  • Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
    Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
  • Hubungan NSAID dan Inflammatory Bowel Disease
    Hubungan NSAID dan Inflammatory Bowel Disease
  • Pemeriksaan Fecal Calprotectin untuk Membedakan Inflammatory Bowel Disease dan Irritable Bowel Syndrome
    Pemeriksaan Fecal Calprotectin untuk Membedakan Inflammatory Bowel Disease dan Irritable Bowel Syndrome
  • Penanganan Fistula Perianal pada Crohn’s Disease
    Penanganan Fistula Perianal pada Crohn’s Disease
  • Terapi Induksi Dan Rumatan Upadacitinib Pada Penyakit Crohn – Telaah Jurnal Alomedika
    Terapi Induksi Dan Rumatan Upadacitinib Pada Penyakit Crohn – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Livia Kurniati Saputra
Dibalas 02 Maret 2022, 10:31
Terapi bedah Chron's Disease - Bedah Ask the Expert
Oleh: dr. Livia Kurniati Saputra
1 Balasan
ALO dr. Irene, Sp.B,Mohon bertanya apa indikasi dilakukannya tindakan bedah pada Chron's Disease?Terima kasih
dr.Indah Purnama
Dibalas 29 Oktober 2019, 15:16
Penyebab BAB berwarna merah disertai demam yang hilang timbul pada anak usia 2 tahun
Oleh: dr.Indah Purnama
1 Balasan
Pasien anak, umur, 2 tahun. Demam sejak 1 minggu yang lalu, demam hilang timbul, suhu tertinggi tidak diukur oleh orang tua pasien. Selain demam, nyeri perut...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.