Etiologi Drug-Induced Liver Injury (DILI)
Etiologi Drug-Induced Liver Injury (DILI) adalah reaksi abnormal terhadap obat tertentu, seperti antibiotik golongan penicillin, cotrimoxazole, obat antituberkulosis seperti isoniazid, paracetamol, ataupun antikonvulsan seperti phenytoin. DILI juga bisa terjadi akibat zat herbal atau suplemen diet. Berdasarkan mekanismenya, DILI bisa dibagi menjadi tipe langsung, idiosinkratik, dan tidak langsung.[1-3,5]
Tipe Langsung
DILI tipe langsung merupakan gangguan hepar yang bersifat intrinsik, dapat diprediksi, dan tergantung pada dosis obat yang digunakan. Gangguan hepar tipe ini umumnya terjadi dalam hitungan jam hingga hari pasca penggunaan obat, zat herbal, atau suplemen diet yang bersifat hepatotoksik.
Karakteristik obat yang banyak menyebabkan DILI tipe langsung adalah obat-obatan yang bersifat lipofilik, seperti paracetamol. Kejadian overdosis paracetamol terjadi apabila seseorang mengkonsumsi lebih dari 150 mg/kg atau 10 g. Obat lain yang bisa menyebabkan DILI tipe langsung adalah niacin, amiodarone, asam valproat, methotrexate, dan golongan statin seperti simvastatin.[1-3,5]
Tipe Idiosinkratik
DILI idiosinkratik umumnya bersifat tidak dapat diprediksi dengan onset kejadian yang laten hingga bulanan atau tahunan. Selain itu, beberapa studi juga menyebutkan bahwa kejadian DILI idiosinkratik umumnya tidak tergantung pada dosis obat, zat herbal, atau suplemen diet yang digunakan.
Beberapa jenis obat yang bisa menyebabkan DILI idiosinkratik adalah:
- Antibiotik: amoxicillin klavulanat, cotrimoxazole, ciprofloxacin dan fluoroquinolone lainnya, nitrofurantoin, minocycline
- Antituberkulosis: isoniazid
- Antijamur: ketoconazole
- Antidislipidemia: fenofibrate, statin seperti simvastatin
- Obat kardiovaskular: amiodarone, lisinopril
- Lainnya: leflunomide, phenytoin, lamotrigine, sulfasalazine.[1-3,5]
Tipe Tidak Langsung
DILI tidak langsung terjadi akibat adanya reaksi biologi obat terhadap sistem imun penjamu yang sering dikenal sebagai gangguan hepar sekunder. Sama dengan DILI idiosinkratik, DILI tidak langsung terjadi laten (onset hingga bulanan) tanpa tergantung pada dosis obat, herbal, atau suplemen diet yang digunakan. Contoh DILI tidak langsung adalah reaktivasi virus hepatitis B pada pemberian rituximab.[1,3]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya DILI mencakup usia, komorbiditas, faktor genetik, dan faktor obat.[2,3]
Usia
DILI dapat terjadi pada seluruh kelompok usia, namun etiologi dari DILI umumnya berbeda-beda tergantung pada kelompok usianya. Pada kelompok usia bayi dan anak, DILI umumnya terjadi akibat penggunaan obat antikonvulsan seperti asam valproate, dan obat antimikroba seperti minocycline.
Pada kelompok usia yang lebih tua, DILI umumnya terjadi akibat penggunaan obat antimikroba seperti isoniazid, amoxicillin klavulanat, dan nitrofurantoin.[2,4,6,7]
Jenis Kelamin
Secara epidemiologi, perempuan lebih banyak ditemukan mengalami DILI dibandingkan laki-laki.[2,4,6]
Faktor Genetik
Polimorfisme pada enzim pemetabolisme obat, transporter, dan antigen leukosit manusia (HLA) dilaporkan meningkatkan risiko DILI. Polimorfisme genetik enzim CYP450 berhubungan dengan peningkatan risiko kerusakan hati yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu. Polimorfisme HLA yang berhubungan dengan obat tertentu juga telah dilaporkan.
Sebuah studi asosiasi genom juga menunjukkan bahwa varian missense pada protein tirosin fosfatase non-reseptor tipe 22 dapat meningkatkan risiko cedera hati yang disebabkan oleh berbagai obat, termasuk amoxicillin klavulanat, terbinafine, flucloxacillin, dan haloperidol.[2]
Komorbiditas
Bukti terbatas menunjukkan bahwa adanya komorbiditas meningkatkan risiko DILI. Sebagai contoh, diabetes dan obesitas dapat meningkatkan risiko kerusakan hati yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti tamoxifen dan methotrexate.[2]
Faktor Terkait Obat
Lipofilisitas suatu obat yang tinggi dapat meningkatkan risiko DILI. Selain itu, obat-obatan yang mempengaruhi bile salt export pump (BSEP) yang bergantung pada adenosin trifosfat dan fungsi mitokondria juga berhubungan dengan peningkatan risiko DILI. Hepatotoksisitas cyclosporine, bosentan, troglitazone, dan imatinib telah dikaitkan dengan penghambatan fungsi BSEP.
Penggunaan obat-obatan tertentu secara bersamaan juga dapat meningkatkan risiko hepatotoksisitas. Penggunaan obat antikonvulsan penginduksi enzim CYP450 secara bersamaan, seperti carbamazepine dan phenytoin, telah dilaporkan meningkatkan risiko hepatotoksisitas akibat asam valproat. Demikian pula, rifampicin dilaporkan meningkatkan kejadian hepatotoksisitas bila diberikan bersama dengan isoniazid sebagai pengobatan tuberkulosis.[2]