Etiologi Gastroenteritis
Etiologi utama gastroenteritis adalah virus, khususnya rotavirus, namun gastroenteritis juga dapat disebabkan oleh bakteri, parasit, penyebab non-infeksi, serta penyebab lainnya.
Infeksi
Beberapa penyebab gastroenteritis akibat infeksi dapat dibagi menjadi virus, bakteri, dan parasit.
Virus
Etiologi gastroenteritis terbanyak pada anak yaitu adalah rotavirus grup A (25-65% kasus). Setelah rotavirus, penyebab tersering gastroenteritis akut pada anak yaitu calicivirus (7-22%), dan astrovirus (2-9%). Sementara itu, etiologi gastroenteritis viral tersering pada dewasa yaitu norovirus dan rotavirus.[5,6]
Bakteri
Penyebab tersering gastroenteritis bakterial adalah Escherichia coli, Campylobacter species, Salmonella species, Shigella species, dan Yersinia enterocolitica. Salah satu etiologi gastroenteritis bakterial melalui makanan laut yang tersering di Amerika Serikat yaitu Vibrio parahaemolyticus, dengan 45.000 kasus per tahun.[7]
Parasit
Contoh parasit yang dapat menyebabkan gastroenteritis adalah cryptosporidium, giardia, dan entamoeba histolytica. Umumnya gastroenteritis yang terjadi bersifat persisten. Pada infeksi giardia, transmisi terjadi melalui sumber air yang terkontaminasi dan ditandai dengan diare berbau busuk disertai perut kembung.[3]
Non-infeksi
Penyebab gastroenteritis non-infeksi antara lain yaitu keracunan zat kimia, obat-obatan, sindrom iritasi usus, penyakit radang usus (termasuk penyakit Crohn, kolitis ulseratif, kolitis mikroskopis, dan kolitis kolagen), penyakit celiac, gastroenteritis eosinofilik, keganasan kolorektal, ischemic bowel disease, intoleransi laktosa, malabsorpsi, dan obstruksi usus misalnya ileus obstruktif.[8]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena gastroenteritis antara lain yaitu:
Usia Bayi dan Batita
Pada bayi dan batita, sistem imun tubuh masih belum sempurna untuk melawan patogen gastrointestinal. Selain itu, anak-anak batita cenderung melakukan risk-taking-behaviour, seperti menggunakan tangan dan kaki dalam mengeksplorasi benda-benda yang kurang higienis, dan secara insidental dapat memasukkannya ke dalam mulutnya. Bayi dan anak juga rentan mengalami dehidrasi bilamana terkena gastroenteritis.[2,5]
Konsumsi Proton Pump Inhibitor (PPI)
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat penekan asam PPI dapat meningkatkan risiko gastroenteritis dengan mengurangi lingkungan asam yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan awal melawan infeksi gastrointestinal. Peningkatan dosis terapi PPI dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi.
Penggunaan PPI juga telah dikaitkan dengan risiko rawat inap gastroenteritis yang lebih tinggi. Terapi PPI juga menjadi faktor risiko independen terjadinya infeksi dan rekurensi C. difficile colitis serta meningkatkan risiko gastroenteritis Campylobacter.[9,10]
Faktor Risiko Lainnya
Memiliki penyakit kronis seperti HIV/AIDS. Selain itu, pada populasi anak-anak tidak menerima vaksin rotavirus dan bepergian ke daerah tinggi insidensi gastroenteritis.[5]
Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Ecollan M, et al. terdapat hubungan yang bermakna antara usia muda, memiliki hewan peliharaan, adanya komorbid lain, dan obesitas terhadap terjadinya gastroenteritis akut.[11]