Pasien Anak - Panduan E-prescription Gastroenteritis
Panduan e-prescription gastroenteritis akut pada anak ini dapat digunakan Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Gastroenteritis akut pada anak terjadi akibat infeksi pada saluran pencernaan, paling sering disebabkan karena virus. Definisi gastroenteritis akut pada anak adalah diare atau buang air besar yang tidak berbentuk dan cair, dengan frekuensi >3 kali dalam 24 jam, dan terjadi kurang dari 2 minggu.[1-2]
Tanda dan Gejala
Pada anamnesis, anak dengan gastroenteritis akut mengeluhkan buang air besar cair, dapat bercampur lendir atau darah, frekuensi 3 kali atau lebih, dalam waktu 24 jam. Umumnya disertai rasa nyeri atau kembung perut, mual, dan kadang muntah.[3-4]
Tentukan derajat dehidrasi ringan, sedang, atau berat. Tanyakan tanda dan gejala demam, mata cekung, mukosa mulut kering, pernapasan cepat, perfusi jaringan turun, dan turgor kulit kembali lambat. Pada dehidrasi berat dapat mempengaruhi tingkat kesadaran.[2,5]
Gali riwayat perjalanan penyakit diare pada anak, riwayat gagal tumbuh anak, serta faktor-faktor risiko penyebab diare, seperti:
- Infeksi: higiene pribadi, sanitasi, riwayat bepergian, tinggal di tempat penitipan anak
Intoleransi laktosa
- Keracunan makanan
- Alergi obat
- Infeksi HIV
Peringatan
Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan apabila anak dengan gastroenteritis mengalami salah satu dari kondisi berikut ini:
- Diare lebih sering, muntah berulang, dan tidak nafsu makan atau minum
- Demam lebih dari 38,5℃
- Feses berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari[3,4]
Waspada gejala dan tanda dehidrasi sebagai berikut:
- Dehidrasi ringan - sedang: rewel, lesu, dan kurang mau bermain, tidak kuat menyusu seperti biasa, mulut dan bibir kering, menangis tanpa air mata, warna urin lebih gelap dengan bau lebih menyengat dari biasanya
- Dehidrasi berat: popok tidak basah selama >3 jam, sangat lemas dan mengantuk, turgor kulit memburuk, terlihat cekung pada mata, pipi, dan ubun-ubun, tangan dan kaki pucat dan teraba dingin, sesak napas, hingga penurunan kesadaran[3-4]
Perhatian pada pemberian medikamentosa:
- Anak dengan gastroenteritis akut tidak boleh diberikan obat-obatan antimotilitas, seperti loperamide dan kaolin pektin[4,11]
Probiotik dapat diberikan, walaupun beberapa studi menyebutkan hal ini tidak bermanfaat[12]
- Tidak ditemukan bukti yang mendukung praktik pemberian terapi enzim seperti kombinasi lipase, amilase, dan protease[13]
- Dibandingkan metoklopramid, penggunaan ondansetron memberikan hasil yang lebih baik dalam mengatasi gejala muntah dan lebih tidak menyebabkan efek samping ekstrapiramidal. Namun, dikhawatirkan dapat memperberat gejala diare terutama pada anak di bawah 5 tahun[10,14]
- Kualitas studi efikasi racecadotril dalam tata laksana diare anak masih rendah[9,15]
Medikamentosa
Lakukan lima langkah tuntaskan diare (LINTAS DIARE), yaitu:
- Rehidrasi
- Pemberian zinc
- Teruskan pemberian ASI dan makanan
- Antibiotik selektif
- Edukasi kepada orang tua/pengasuh: mengenai cara memberikan cairan di rumah, dan kapan harus membawa anak ke fasilitas kesehatan
Rehidrasi dengan Oralit
Penanganan gastroenteritis pada anak yang utama adalah tindakan rehidrasi. Pemberian ASI maupun susu formula sesering mungkin. Sedangkan target pemberian larutan rehidrasi oral, seperti oralit, adalah 10‒20 mL/kgBB dalam 1 jam, diberikan sesering mungkin dalam jumlah kecil.[3-4,16]
Orangtua atau pengasuh harus memastikan cairan masuk ke dalam tubuh bayi atau anak, misalnya menggunakan cangkir, sendok, spuit, atau anak menghisap es batu yang terbuat dari oralit. Oralit diberikan hingga diare berhenti.[3-4,16]
Perhitungan pemberian oralit berdasarkan usia:
- Usia <1 tahun: 50–100 mL dalam 1 jam, diulang sesering mungkin
- Usia 1–5 tahun: 100–200 mL dalam 1 jam, diulang sesering mungkin
- Usia >5 tahun: 200–300 mL atau sesering mungkin dalam 1 jam, diulang sesering mungkin[3-4]
Pemberian Suplemen Zinc
Suplementasi zinc diberikan dengan dosis sebagai berikut:
- Usia <6 bulan: 10 mg/hari (½ tablet)
- Usia >6 bulan: 20 mg/hari (1 tablet)
Cara pemberian: tablet zinc dilarutkan dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, lalu disuapkan pada anak. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti.[3-4,7]
Antibiotika Selektif
Antibiotik hanya diberikan bila terbukti disebabkan oleh bakteri, misalnya suspek kolera jika diare dengan darah. Sedangkan obat antiprotozoa juga hanya diberikan bila diare terbukti disebabkan oleh parasit, misalnya amebiasis.
Pilihan antibiotik misalnya azitromisin, vankomisin, amoksisilin, kloramfenikol, atau metronidazole. Selain itu, sumber infeksi perlu dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum meresepkan antibiotik.[8]
Terapi Antiemetik
Terapi ondansetron dapat diberikan sebagai antimual dan antimuntah. Tidak dianjurkan untuk anak <6 bulan atau <8 kg. Hanya diberikan 1 kali (single dose) jika perlu. Dosis ondansetron berdasarkan berat anak:
- 8‒15 kg: 2 mg
- 15‒30 kg: 4 mg
- >30 kg: 8 mg[10,16]
Terapi Suportif
Terapi suportif yang dapat diberikan di antaranya paracetamol jika terdapat demam dan nyeri abdomen. Serta racecadotril untuk mengurangi hipersekresi air dan elektrolit ke dalam lumen usus.[9,14,15]
Dosis paracetamol adalah 10‒15 mg/kgBB setiap pemberian, dengan maksimal pemberian 4 kali dalam satu hari. Untuk anak dengan berat badan sekitar 10 kg dapat diberikan sirup paracetamol 120 mg/5 mL sebanyak 1 sendok obat.[17]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini