Etiologi Gastroparesis
Etiologi gastroparesis dapat dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu gastroparesis idiopatik, gastroparesis diabetik, dan gastroparesis pasca pembedahan. Etiologi lain yang telah dikaitkan dengan terjadinya gastroparesis antara lain Parkinsonisme, amiloidosis, neoplasma, skleroderma, dan iskemik mesenterika. Kesemua kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada nervus vagus yang kemudian dapat menyebabkan gastroparesis.[1,2]
Gastroparesis idiopatik umumnya berkaitan dengan suatu infeksi virus, namun penyebab pasti masih belum diketahui. Sementara itu, gastroparesis diabetik didapatkan lebih banyak terjadi pada diabetes mellitus tipe 1 dibandingkan diabetes mellitus tipe 2. Gastroparesis pasca bedah umumnya terjadi 3 bulan dari tindakan operatif, terutama operasi regio abdomen maupun regio toraks.[1]
Faktor Risiko
Faktor risiko gastroparesis antara lain:
- Usia: Peningkatan usia berkaitan dengan semakin meningkatnya kejadian gastroparesis
- Jenis kelamin: Jenis kelamin wanita berkorelasi erat terhadap peningkatan kejadian gastroparesis
- Riwayat kekerasan fisik maupun kekerasan seksual (telah dilaporkan pada pasien gastroparesis idiopatik, namun asosiasinya belum didukung bukti ilmiah)
- Riwayat penyakit: Diabetes mellitus, riwayat penyakit jaringan ikat (seperti skleroderma dan sindrom Sjogren), serta myopati.
- Riwayat tindakan bedah: Operasi abdomen ataupun operasi regio thoraks
- Riwayat pengobatan: Pasien yang rutin mengonsumsi analgesik opioid, menjalani pengobatan golongan antikolinergik, ataupun penggunaan cannabinoid terkait erat dengan terjadinya gastroparesis. Hal ini dikarenakan obat-obatan tersebut mengganggu pergerakan dari lambung dan usus, memperlambat transit makanan pada gaster, juga menginduksi mual-muntah melalui mekanisme sentral dengan bekerja pada chemoreceptor trigger zone[1-3]